• Beranda
  • Berita
  • MPR: Mari jaga persatuan dengan mempererat silaturahmi

MPR: Mari jaga persatuan dengan mempererat silaturahmi

17 November 2020 21:00 WIB
MPR: Mari jaga persatuan dengan mempererat silaturahmi
Wakil Ketua MPR RI Sjariefudin Hasan pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan keluarga besar Yayasan Pelataran Pakujajar Sipatahunan, Kota Bogor, Jawa Barat. ANTARA/HO.

Jangan sampai, seni budaya warisan leluhur itu musnah ditelan waktu.

Wakil Ketua MPR RI Sjariefudin Hasan mengajak masyarakat untuk selalu menyambung tali silaturahmi terlebih pada situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang.
 
Sjariefudin Hasan dalam rilisnya diterima di Jakarta, Selasa, menyampaikan ajakan itu ketika acara Sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan keluarga besar Yayasan Pelataran Pakujajar Sipatahunan, Kota Bogor Jawa Barat.
 
Karena dengan silaturahmi, kata dia, hubungan persaudaraan dan kekeluargaan akan terjalin makin erat sehingga setiap persoalan yang datang bisa dihadapi secara bersama-sama dan bergotong-royong.
 
Silaturahmi, kata Sjarief Hasan, juga sangat dianjurkan oleh ajaran agama. Bahkan, orang yang rajin bersilaturahmi dipercaya akan dilancarkan rezeki dan dipanjangkan usianya.

Baca juga: MPR: Wacana amendemen UUD 1945 masih jadi perhatian rakyat
 
"Saat ini kita masih dalam pandemi COVID-19. Kita tidak hanya menghadapi ancaman penyakit, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, mari tingkatkan persatuan dan kesatuan dengan meningkatkan tali silaturahmi," kata Sjarief Hasan.
 
Pada kegiatan sosialisasi itu ikut hadir Majelis Presidium Keraton Nusantara dan Penasihat Yayasan Pelataran Pakujajar Sipatahunan Ully Sigar Rusady dan Ketua Yayasan Pelataran Pakujajar Sipatahunan Wibarata Arifin.
 
Pada acara itu, Sjarief juga menyampaikan wacana amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945 bahwa MPR tidak akan tergesa-gesa untuk membuat keputusan.
 
MPR akan meminta pendapat dan masukan dari seluruh rakyat Indonesia apakah amendemen UUD NRI Tahun 1945 itu diperlukan atau tidak.
 
"Kami akan dengarkan pendapat dan masukan masyarakat. Kami akan sangat berhati-hati sebelum mengambil keputusan apakah UUD NRI Tahun 1945 perlu diubah atau tidak. Intinya apakah amendemen itu dilakukan atau tidak, kami akan mengembalikannya kepada masyarakat," kata Sjarief Hasan lagi.
 
Oleh karena itu, Sjarief Hasan terus berkeliling keluar masuk perguruan tinggi untuk meminta pendapat, saran, dan masukan dari kalangan kampus. Hal ini penting agar keputusan yang diambil sesuai dengan hati nurani dan pemikiran seluruh rakyat Indonesia.

Baca juga: MPR bahas wacana amendemen UUD bersama Guru Besar UGM
 
Sebelumnya, Majelis Presidium Keraton Nusantara Ully Sigar Rusady mengajak warga untuk terus menjaga dan melestarikan seni budaya daerah.

"Jangan sampai, seni budaya warisan leluhur itu musnah ditelan waktu," kata Ully Sigar.
 
Menurut dia, banyak seni budaya asing yang hendak masuk ke Indonesia. Namun, tidak semuanya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

"Agar seni budaya kita tidak terpinggirkan, kita harus menjaga seni budaya kita tetap utuh dan dicintai generasi muda," kata Ully Sigar.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020