• Beranda
  • Berita
  • CORE: Ekonomi Indonesia punya peluang pulih lebih baik

CORE: Ekonomi Indonesia punya peluang pulih lebih baik

18 November 2020 15:37 WIB
CORE: Ekonomi Indonesia punya peluang pulih lebih baik
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.

Ekonomi RI masih didasarkan pada ekonomi domestik yakni konsumsi rumah tangga dengan porsi mencapai 58 persen

Ekonom dan pendiri Center of Reform on Economics (Core) Hendri Saparini menilai ekonomi Indonesia memiliki peluang untuk pulih lebih baik pada 2021 dibandingkan negara lain karena didukung struktur ekonomi yang lebih kuat.

"Masing-masing negara mengalami perbaikan pada kuartal tiga. Ini menjadi harapan, karena indikator yang positif, meski sangat dini, namun menjadi harapan pulih berkelanjutan," kata Hendri dalam Core Economic Outlook 2021 secara virtual di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Indef prediksi ekonomi RI 2021 tumbuh 2,5 - 3 persen

Menurut dia, ada dua indikator ekonomi Indonesia pulih lebih baik yakni ekonomi RI masih didasarkan pada ekonomi domestik yakni konsumsi rumah tangga dengan porsi mencapai 58 persen.

Selain itu, indikator kedua yakni perdagangan internasional Indonesia dibandingkan produk domestik bruto (PDB) masih terbilang rendah.

"Dua faktor ini yang memungkinkan kita bisa pulih lebih baik pada 2021," katanya.

Dia menjelaskan dibandingkan negara lain, Indonesia struktur ekspor masih lebih banyak komoditas primer dan bukan manufaktur.

Dalam pemaparannya, persentase manufaktur/ekspor Indonesia pada 2019 mencapai 44,3 persen, jumlah itu jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Vietnam 77,3 persen, Korea Selatan 88,8 persen, Thailand 77,4 persen, dan Malaysia 66,9 persen.

Namun, lanjut dia, kondisi itu justru mengakibatkan ekonomi Indonesia akan bisa membaik, namun pada saat ini tergantung perbaikan dari ekonomi global.

Ia juga mendorong ada reformasi dan transformasi khususnya dalam stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah masih lebih fokus stimulus fiskal dibandingkan nonfiskal.

"Padahal, stimulus fiskal potensinya terbatas tapi stimulus nonfiskal memberikan ruang lebih luas bagi pemerintah untuk menciptakan kebijakan mendorong sektor ekonomi domestik," katanya.

Baca juga: BI-pemerintah perkuat koordinasi kebijakan lanjutan topang pertumbuhan
Baca juga: Bappenas optimis ekonomi kuartal IV 2020 bakal tumbuh 5 persen

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020