Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) membentuk jejaring Pancamandala Pembumian Pancasila di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.Pancamandala adalah bentuk teknis pelaksanaan sosialisasi yang mampu memperkukuh kehidupan bermasyarakat di DIY.
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi mengatakan bahwa deklarasi jejaring Pancamandala Pembumian Pancasila di DIY memberikan arti penguatan kembali sejarah DIY sebagai salah satu tolok ukur dalam berbangsa dan bernegara.
"Hal paling utama yang dapat diteladani dari Yogyakarta adalah dalam mempersatukan bangsa ini pada saat-saat krisis," katanya.
Jika melihat kembali pada masa penjajahan, lanjut dia, dahulu bangsa ini bersatu melawan penjajah dari luar. Maka, pada saat ini semua pihak bersama melawan kesulitan.
Baca juga: BPIP: Blogger bisa membumikan nilai Pancasila
Peran utama DIY dalam pembangunan kenegaraan Indonesia, menurut dia, menjadi pembeda dengan daerah lain.
Setelah deklarasi jejaring Pancamandala dan Pembumian Pancasila di DIY, Yudian berharap daerah lain mengadakan acara serupa.
"Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar sehingga kami juga bekerja sama bersama kampus, media, dan kementerian yang bersatu untuk menujukan kembali simbol perjuangan. Ini merupakan salah satu kebangkitan pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam rangka menuju Indonesia maju," kata Yudian.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa Pancamandala adalah bentuk teknis pelaksanaan sosialisasi yang mampu memperkukuh kehidupan bermasyarakat di DIY.
Forum ini, kata dia, akan menjadi forum dialog untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran mengenai penerapan ideologi Pancasila pada masyarakat.
"Forum ini bukan sebagai organisasi masyarakat (ormas) dan sebagainya, ya. Bukan seperti itu. Ini adalah forum dialog yang dibentuk karena saat ini Pancasila selalu digoyang dengan paham yang tidak kita kenal," kata Sri Sultan.
Pancamandala menjadi wadah untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang lebih baik dalam mengaplikasikan Pancasila dalam konteks kemasyarakatan.
Baca juga: Wapres ingatkan pentingnya empat bingkai kerukunan untuk persatuan
Untuk mewujudkan masyarakat yang taat hukum, menurut Sri Sultan, sangat penting untuk menerapkan dan mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Sultan, pemerintah juga harus konsisten untuk memegang teguh Pancasila sebagai ideologi.
Bhinneka Tunggal Ika tidak sekadar gambar saja atau semboyan saja, tetapi harus menjadi strategi integrasi bangsa. Tidak sekadar sebuah lambang, tetapi harus benar-benar dijiwai oleh seluruh rakyat.
"Kalau lambang negara tidak punya arti apa-apa, ya, susah. Harus menjadi strategi integrasi bangsa yang berarti etnik apa pun, latar belakang agama apa pun, kaya, miskin, dan sebagainya tidak ada persoalan bagi sesama anak bangsa untuk bersatu," kata Sri Sultan.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020