Desa inklusi itu sangat dibutuhkan untuk dikembangkan terus-menerus karena merupakan miniatur dari kebinekaan bangsa Indonesia.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) mencanangkan desa inklusif untuk semua warga desa.
Pencanangan desa inklusif di Desa Jatisobo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ditandai penandatangan prasasti oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dan Rektor UGM Panut mulyono serta Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo.
Abdul Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa keberadaan desa inklusif sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap penyandang disabilitas.
Baca juga: Digitalisasi desa wujudkan transformasi Indonesia maju
Selain itu, juga sesuai dengan mandat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menekankan perlindungan kelompok rentan dan marginal, seperti perempuan, anak, lansia, masyarakat adat, dan difabel.
"Jadi, desa inklusi itu sangat dibutuhkan untuk dikembangkan terus-menerus karena desa inklusi adalah miniatur dari kebinekaan bangsa Indonesia," kata Doktor Honoris Causa dari UNY itu.
Ia melanjutkan, "Kalau kemudian desa-desa kita di Indonesia ini memiliki keragaman dan saling menghormati, saling menghargai, saling mengakomodasi, dan saling memiliki serta saling berpartisipasi, betapa indahnya desa kita di Indonesia ini."
Menurut Gus Menteri, desa inklusif akan bisa terus dikembangkan di Indonesia, apalagi dengan adanya gagasan dari Kagama dan UGM yang bekerja sama dengan Kemendes PDTT untuk membangun percepatan desa inklusi di Indonesia.
Baca juga: Kapasitas pendamping desa perlu terus ditingkatkan, ujar Mendes
Saat ini, kata dia, terdapat 14 desa yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Tengah, Kaltim, Bali, NTB, Sulawesi Tengah, Lampung, dan Yogyakarta telah menjadi pilot project atau daerah percontohan untuk desa inklusif yang dikembangkan atas kerja sama UGM, Kagama, dan Kemendes PDTT.
"Kalau desa inklusi sudah banyak. Akan tetapi, yang kita jadikan pilot project ada 14 desa inklusi. Harapan saya desa-desa di Indonesia nanti bisa mereplikasi terhadap desa inklusi yang sudah berhasil dibangun dibentuk dengan tetap senantiasa memperhatikan kearifan lokal masing-masing," katanya.
Pewarta: Virna P. Setyorini
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020