PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menegaskan maskapai akan fokus hanya pada layanan penerbangan meski banyak perusahaan aviasi yang kini merambah lini bisnis lain di luar jasa penerbangan agar bisa bertahan saat pandemi COVID-19.Layanan ini kita harap bisa sangat membantu teman UMKM meningkatkan profitabilitasnya dengan cara kita bebaskan atau kita berikan diskon
"Kita secara sadar tidak akan masuk ke bisnis yang beberapa airlines (lain) lakukan, yang menurut saya impact-nya secara finansial tidak signifikan tapi juga secara persepsi menurut kami bukanlah sesuatu yang pas dilakukan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam jumpa pers secara daring, Jumat.
Irfan menuturkan fokus perusahaan itu ditegaskannya lantaran mandat Garuda Indonesia sebagai BUMN yang sejak awal diberikan untuk bisa membangun industri penerbangan nasional.
Di tengah kondisi pandemi, Garuda Indonesia akan memfokuskan diri pada layanan kargo, khususnya untuk kebutuhan ekspor, serta charter atau penyewaan.
Khusus untuk layanan kargo ekspor, Garuda Indonesia sendiri telah membuka beberapa rute penerbangan baru langsung ke tujuan ekspor, di antaranya Manado-Tokyo hingga Bali-Hong Kong, untuk memenuhi kebutuhan angkutan ekspor produk kelautan dan perikanan. Maskapai pelat merah itu juga memiliki layanan pengiriman berbasis digital KirimAja melalui lini usaha transportasi dan logistik, PT Aerojasa Cargo.
"Layanan ini kita harap bisa sangat membantu UMKM meningkatkan profitabilitasnya dengan cara kita bebaskan atau kita berikan diskon kirim barang antarkota sampai 50 persen," katanya.
Sementara untuk layanan charter, Irfan menjelaskan layanan tersebut diberikan atas dasar diskusi dengan pelanggan atas penilaian penerbangan yang aman.
"Kita akan sangat juga fokus ke charter karena dari banyak diskusi dengan para pelanggan, kita menemukan banyak fakta Garuda dianggap penerbangan yang aman dan mereka berkeinginan uuntuk terbang dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu transit dan mengikuti penerbangan reguler. Oleh karenanya bisnis charter kita juga meningkat sangat tinggi," imbuhnya.
Seperti diketahui, akibat pandemi, sejumlah maskapai penerbangan terpaksa merambah bisnis lain agar bisa bertahan. AirAsia, misalnya, membuka bisnis perdagangan daging aqiqah. Sementara Thai Airways, memanfaatkan aset katering untuk berjualan gorengan, roti, serta memanfaatkan aset properti untuk dijadikan restoran.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020