Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyampaikan perkembangan terakhir aktivitas Gunung Merapi bahwa magma semakin menuju ke permukaan.Terkait guguran yang terjadi akhir-akhir ini, katanya, bukan lava baru atau bukan lava pijar.
"Aktivitas Merapi sampai saat ini tingkatnya masih tinggi, baik kegempaannya, kemudian deformasinya, dan guguran juga masih sering terjadi. Hal ini semakin menunjukkan bahwa magma semakin menuju ke permukaan," katanya di Magleng, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut kepada pers saat mendampingi kunjungan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengunjungi tempat pengungsian Merapi di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Namun, menurut data sampai saat ini, erupsi tidak seperti tahun 2010, diprediksi seperti tahun 2006, kira-kira efeknya seperti itu. Jadi nanti ada kubah lava kemudian ada awan panas.
Ia menyebutkan untuk potensi daerah bahaya karena bukaan kawah itu ada di sisi tenggara maka potensi masih ada di sisi tenggara, namun demikian karena guguran itu beberapa kali terjadi pusatnya ada di sisi barat dan barat laut sehingga kemungkinan potensi juga ada di arah barat dan barat laut.
"Kita sudah menentukan jarak lima kilometer untuk barat, barat laut sampai dengan tenggara itu agar mulai dilakukan kewaspadaan," katanya.
Terkait guguran yang terjadi akhir-akhir ini, katanya, bukan lava baru atau bukan lava pijar. Terjadi guguran ini adalah material-material lama atau sisa-sisa lava yang lama.
"Jadi di atas itu ada lava 98 yang merupakan lava sisa erupsi tahun 1998, kemudian ada juga lava 48 artinya sisa erupsi tahun 1948. Lava-lava itu yang sering terjadi guguran pada saat ini," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020