"Harus bisa pastikan anggaran pendidikan yang kita kelola betul-betul punya dampak langsung terhadap efektivitas pembelajaran anak-anak kita," kata Menag di Jakarta, Jumat.
Menag menyampaikan hal tersebut dalam pengumuman keputusan bersama panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi COVID-19 yang dilaksanakan secara daring.
Fachrul mengakui bahwa pembelajaran tatap muka di kelas masih efektif diterapkan karena masih terjadi ketimpangan dalam berbagai hal, seperti infrastruktur, kesiapan guru dan lainnya.
Terlepas dari pandemi, menurut Menag, transformasi digital dalam pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan.
"Baik masih ada pandemi atau tidak, saya betul-betul berharap permasalahan tadi jadi titik tolak untuk membuatkan peta jalan pengembangan digitalisasi pendidikan yang sistematik," katanya.
Ia juga berharap pandemi COVID-19 mengajarkan banyak hal, termasuk juga bagaimana mengelola tantangan distribusi anggaran belanja.
Pandemi COVID-19 telah membawa dampak serius, termasuk di sektor pendidikan, yaitu sejak Maret 2020, satuan pendidikan ditutup.
Lebih dari 10 juta siswa di bawah Kemenag terpaksa melaksanakan belajar dari rumah dengan segala keterbatasan yang ada.
Selama pandemi, Kemenag telah melakukan beberapa langkah untuk mendukung pembelajaran dari rumah melalui platform e-learning madrasah yang memungkinkan guru untuk mengadakan kelas jarak jauh melalui konferensi video terintegrasi.
Kemenag juga telah bermitra dengan operator telekomunikasi untuk memberikan subsidi bagi para guru dan siswa agar mereka bisa mengakses internet juga memberikan pelatihan.
Hal itu, termasuk memberikan panduan kurikulum darurat bagi guru agar mereka bisa terus mengajar secara efektif. Kemenag juga mengambil kebijakan fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mendukung efektivitas dan keberhasilan belajar dari rumah.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020