"Artinya 1 dari 9 atau 10 orang yang terinfeksi itu adalah anak-anak atau usianya di bawah 18 tahun. Dan ini proporsi yang cukup mengkhawatirkan," kata anggota IDAI dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan persentase tersebut cukup mengkhawatirkan karena meski sebagian besar atau 85 persen dari total anak-anak yang terinfeksi menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sehingga tidak perlu dirawat, tetapi sekitar dua persen lainnya menunjukkan gejala berat hingga sakit kritis.
Anak-anak dengan gejala berat tersebut berarti harus dirawat di dalam ICU. Sementara ICU untuk anak, bahkan sebelum pandemi, katanya, masih kurang. Terlebih lagi ICU yang khusus untuk penanganan COVID-19 dengan tekanan negatif dan terisolasi.
"Bayangkan kalau itu sampai terjadi pada satu keluarga. Karena jika bicara persentase, kalau terjadi ke anak kita, yang tadinya sekian persen akan menjadi 100 persen untuk keluarga tadi. Nah, itu yang perlu disadari," katanya.
Lebih lanjut, dr. Yogi juga menyebutkan penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dapat menularkan infeksi COVID-19 kepada anggota keluarga lain yang mungkin lebih rentan.
Itu berarti penyebaran COVID-19 akan menjadi lebih luas di dalam keluarga tersebut, terutama jika ada kelompok umur yang lebih berisiko terkena penyakit itu.
Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati melindungi anak-anak dari kemungkinan penyebaran COVID-19.
Baca juga: IDAI beberkan tips 3M dan 3K untuk cegah anak terpapar COVID-19
Para orang tua juga diimbau untuk memberikan contoh penerapan protokol kesehatan yang benar sehingga bisa diikuti oleh anak-anak di dalam keluarga itu.
Baca juga: IDAI: Kematian anak akibat COVID-19 didominasi usia di bawah 6 tahun
"Di situ lah anak-anak bisa diajarkan 'Kamu bisa loh jadi pahlawan, melindungi kakek dan nenek dengan menerapkan protokol kesehatan saat keluar rumah'," demikian kata dr. Yogi.
Baca juga: IDAI: Jangan biarkan tumbuh kembang anak tidak normal akibat COVID-19
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020