• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: Kesadaran warga terjaga dengan penyebaran informasi COVID-19

Pengamat: Kesadaran warga terjaga dengan penyebaran informasi COVID-19

21 November 2020 17:26 WIB
Pengamat: Kesadaran warga terjaga dengan penyebaran informasi COVID-19
Warga melintas di dekat mural bertema COVID-19 di Denpasar, Bali, Senin (16/11/2020). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/pras.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati melihat masyarakat sudah terbiasa dengan protokol kesehatan, namun informasi tentang COVID-19 harus tetap disebarkan untuk mendorong masyarakat menyadari pandemi masih berjalan.

"Sosialisasi tanpa henti oleh pemerintah dan tokoh masyarakat akan membantu menjaga kesadaran masyarakat akan COVID-19. Selain itu, aksi menaruh monumen terkait COVID-19 juga dapat mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit itu, bahwa pandemi masih belum usai," kata Devie saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Saat pandemi COVID-29, UI beri edukasi layanan kesehatan mental

Baca juga: Nadiem: Perguruan tinggi terus berinovasi selama pandemi


Dalam studi yang dilakukan bersama timnya, Devie menemukan bahwa ada kecenderungan masyarakat tidak aktif mencari informasi tentang COVID-19, tapi mendapatkannya secara tidak langsung, seperti dari berita yang dibagi dalam grup aplikasi percakapan di ponsel.

Dengan keberadaan monumen COVID-19, orang-orang yang tidak aktif mencari tahu tentang penyakit itu akan menyadari bahwa pandemi masih terjadi ketika melihat monumen-monumen tersebut saat keluar dari rumah.

"Itu membantu untuk terus mengingatkan. Segala upaya terkait demonstrasi pandemi itu satu hal yang perlu harus terus didorong dan harus dihargai masyarakat yang memiliki inisiatif itu, karena kita berusaha memastikan dimana warga berada, alarm harus ada dalam diri mereka," kata Devie.

Untuk itu, semua pihak dari pemerintah sampai kelompok sipil lain harus "membombardir" masyarakat dengan informasi terkait COVID-19 dan usaha protokol kesehatan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker (3M).

"Kepung saja masyarakat terus dengan informasi bahwa COVID-19 masih ada, lalu tentang 3M sebagai salah satu pencegahannya. Terus-menerus saja, jangan cepat puas sekali disosialisasikan semuanya jadi paham," kata akademisi Program Vokasi UI itu.

Baca juga: Survei: Perempuan memikul beban lebih berat semasa pandemi

Hal itu agar masyarakat mau melakukan protokol kesadaran dengan sangat tertib terdapat proses yang harus dilalui. Dimulai dari mengetahui informasi lalu diikuti dengan memahami dan baru mulai melakukan.
#satgascovid19
#ingatpesanibupakaimasker

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020