• Beranda
  • Berita
  • Hoaks, Mahathir Mohamad sebut sekolah Indonesia terlalu banyak belajar agama

Hoaks, Mahathir Mohamad sebut sekolah Indonesia terlalu banyak belajar agama

23 November 2020 11:52 WIB
Hoaks, Mahathir Mohamad sebut sekolah Indonesia terlalu banyak belajar agama
Perdana Menteri interim Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Kepala Sekretaris Negara Datuk Seri Mohd Zuki Ali (kiri) dan Sekretaris Perbendaharaan Tan Sri Ahmad Badri Zahir (kanan) melakukan jumpa pers di Kantor Perdana Menteri Putrajaya, Malaysia, Kamis (27/2/2020). ANTARA/Agus Setiawan/aww.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan di media sosial tentang komentar Perdana Menteri ke-4 dan ke-7 Malaysia, Mahatir Mohammad, menjadi viral bagi warganet Indonesia.

Dalam unggahan salah satu pengguna Facebook itu, Mahatir diklaim mengatakan sekolah di Indonesia seakan terlalu banyak belajar agama sehingga tertinggal dalam bidang sains.

Berikut narasi yang disebarkan oleh akun di Facebook tersebut:

"...Pelan-pelan anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan, akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya...
(Mahathir Mohammad)"


Namun, benarkah Mahathir Mohammad berkomentar terkait sekolah di Indonesia?
 
Tangkapan layar unggahan hoaks tentang Mahathir Mohamaad yang mengatakan pendidikan di Indonesia terlalu banyak pelajaran agama. (Facebook)


Penjelasan:

Penelusuran ANTARA tidak menemukan pernyataan Mahathir Mohammad tentang pendidikan di Indonesia terkait pelajaran agama sebagaimana dalam unggahan di Facebook itu. 

Merujuk pemberitaan Tempo.co berjudul "Mahathir Mohamad Akan Kurangi Silabus Agama di Sekolah Malaysia" pada 22 Desember 2018, Mahathir memberikan pernyataan terkait rencana pengrangan silabus pembelajaran agama di Malaysia.

Menurut Mahatir, pembalajaran agama dapat mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. 

"Sesorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekolah negara telah menjadi sekolah agama," demikian pernyataan Mahatir.

Klaim: Mahathir Mohamad sebut sekolah Indonesia terlalu banyak belajar agama
Rating: Salah/Disinformasi

Cek fakta: Vaksin China sebabkan penyakit kulit di Zimbabwe? Cek faktanya!

Cek fakta: Mumi biksu 200 tahun masih hidup, benarkah?

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020