pertumbuhan kasus COVID-19 yang fluktuatif dinilia masih sangat rawan dan berpotensi terjadinya lonjakan kasus, terlebih jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.
Pakar Epideomologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas Makassar Prof Ridwan Amiruddin khawatir Pemilihan Kepala Daerah dan libur panjang pergantian tahun 2020-2021 bisa memicu lonjakan kasus COVID-19.
"Jadi ini dua agenda yang kami sedikit khawatirkan, jangan sampai ada pemicunya dan terjadi klaster baru di libur panjang dan Pilkada awal Desember," katanya di Makassar, Senin.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, pertumbuhan kasus COVID-19 yang fluktuatif dinilia masih sangat rawan dan berpotensi terjadinya lonjakan kasus, terlebih jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.
Saat ini, kata dia, klaster libur panjang pada Oktober lalu sudah terlihat. Akibatnya angka positivity rate yang sebelumnya di angka 3 persen, sekarang naik menjadi 11 persen.
"Satu pekan terakhir ada kecenderungan meningkat sedikit,meski tidak terlalu signifikan. Itu akumulasi dari liburan yang panjang, akumulasi klaster keluarga, dan kantor," katanya.
Baca juga: MPR: Antisipasi daerah penyelenggara pilkada berzona merah-oranye
Baca juga: Konsistensi KPU wujudkan pilkada yang sehat tanpa kluster baru COVID
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sulsel per 21 Novemper, penambahan kasus sebanyak 103 kasus, kematian lima orang dan pasien sembuh 265 orang. Sehingga total kasus COVID-19 di Sulsel sebanyak 1.491 kasus.
Sementara pada wisata COVID-19, terdapat 184 orang tanpa gejala (OTG) yang saat ini masih dalam perawatan.
"Meski tidak signifikan, peningkatan kasus COVID-19 di Sulsel tetap harus diwaspadai, apalagi jelang dua agenda besar yaitu Pilkada dan libur tahun baru nanti," katanya.
Ia berujar, COVID-19 hanya bisa diatasi dengan disiplin COVID-19 yakni melalui gerakan 3M, memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga jarak.
"Jadi kami dari Satgas sangat mengharapkan pada paslon (pasangan calon), KPU maupun Bawaslu tetap disiplin protokol kesehatan dalam setiap tahapan Pilkada sehingga kita tidak menjadi pemicu untuk peningkatan kasus di wilayah kita," urainya.
Baca juga: Penyelenggara Pilkada diimbau tes COVID sebelum hari pemungutan suara
Baca juga: Erick Thohir tidak ingin Pilkada jadi gelombang ketiga COVID
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020