Dua puluh hari setelah Hari Pemilu, sebagian besar anggota partai Trump masih menolak pada Senin untuk menyebut Biden sebagai presiden terpilih, atau mempertanyakan desakan Trump - tanpa bukti - bahwa ia kalah pada 3 November hanya karena kecurangan.
Tim hukum Trump telah mengalami serangkaian kekalahan yudisial dalam upaya mencegah negara bagian mengesahkan Biden sebagai pemenang pemilihan presiden, dan para ahli hukum mengatakan kasus yang tersisa tidak memberi Trump jalan yang layak untuk membatalkan hasil pemilu.
Senator Republik Shelly Moore Capito, yang mewakili West Virginia, yang sangat mendukung Trump, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tidak ada indikasi bahwa penyimpangan pemilu cukup meluas untuk mempertanyakan kemenangan Biden.
Senator Republik Rob Portman - wakil ketua kampanye Trump di Ohio yang jarang berselisih dengan para pemimpin partai - mengatakan tidak ada bukti kecurangan pemilu yang meluas dan menyerukan transisi untuk dimulai.
"Sekarang saatnya untuk segera menyelesaikan semua pertanyaan yang belum terselesaikan dan bergerak maju," tulis Portman dalam kolom opini Cincinnati Enquirer, Senin.
Namun, Portman tidak menyebut Biden sebagai "presiden terpilih" dan merujuknya menjadi presiden berikutnya sebagai "peristiwa yang mungkin". Capito juga tidak menyebut Biden sebagai presiden terpilih.
Senator Lamar Alexander, yang pensiun dari kursi Senat Tennessee pada akhir tahun, meminta Trump untuk "mengutamakan negara dan mendorong transisi yang cepat dan teratur untuk membantu pemerintahan baru berhasil."
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah Michigan mengesahkan hasil pemilu yang merupakan pukulan bagi upaya Trump membatalkan pemilu, Alexander berkata, "Ketika Anda berada dalam kehidupan publik, orang mengingat hal terakhir yang Anda lakukan."
Seruan agar Trump menerima kekalahan lebih kuat di luar Washington, bahkan dari beberapa pendukungnya yang paling setia, termasuk mantan Gubernur New Jersey Chris Christie, yang menyebut perilaku Trump sebagai "aib nasional" dalam wawancara di ABC.
Dan lebih dari 100 mantan pejabat keamanan nasional Republik menerbitkan surat pada Senin meminta para pemimpin partai mengecam penolakan Trump untuk mengaku kalah, seraya menyebutnya sebagai serangan berbahaya terhadap demokrasi dan keamanan nasional.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kian banyak anggota Kongres dari Republik ragukan klaim Trump
Baca juga: Partai Republik butuh 60 juta dolar AS buat danai gugatan pemilu Trump
Baca juga: Biden: Penolakan Trump terhadap pilpres "tak bertanggung jawab"
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020