"Bisa jadi karena melihat kepuasan terhadap kinerja Bu Risma yang juga unik dan masuk kategori tinggi untuk kepala daerah. Bahkan survei Oktober menunjukkan 90 persen, sebuah angka yang tidak biasa bagi kepala daerah di era pandemi," kata pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam di Surabaya, Selasa.
Ia menilai model kampanye ini cukup unik untuk memperkuat branding yang lebih variatif, namun untuk mematik sikap harus diperkuat dengan kemandirian. Program-program milenial menjadi penting untuk ditonjolkan guna penguatan positioning pasangan calon (paslon).
"Program kampanye meneruskan prestasi baik akan tetap bisa mematik perhatian dan cukup persuasif bagi pemilih heterogen Surabaya yang cukup fanatik terhadap Wali Kota Risma," katanya.
Baca juga: Bawaslu minta "take down" 182 konten internet pelanggar aturan Pilkada
Selain itu, lanjut dia, Eri Cahyadi terlihat menonjolkan gaya kampanye humanis-relegius dan persuasif, sedangkan Armuji gaya Suroboyoan yang lugas dan blokosuto (terus terang). Sebuah kombinasi gaya kampanye yang unik mengabungkan antara high context campaign atau banyak menggunakan metafora pesan-pesan yang implisit dan low context campaign pesan yang disampaikan to the point tidak berputar-putar.
"Gaya kampanye ini bisa jadi melihat representasi pemilih Surabaya yang mayoritas nasionalis relegius," ujarnya.
Menurut dia, kombinasi ini menarik dan menjadi suatu yang menarik dicermati. Apalagi perkembangan pemilih milenial dan pemilih rasional juga berkembang signifikan, maka gaya kampanye seperti ini akan memberi nuansa baru untuk Surabaya.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sebelumnya menilai gaya dan model kampanye Eri Cahyadi dan Armuji dinilai lebih efektif dalam mendongkrak elektabilitas.
"Ada beberapa faktor Eri-Armuji unggul dari Paslon Nomor Urut 02 Machfud Arifin-Mujiaman, di antaranya adalah konten alat peraga kampanye (APK) dan kampanye Eri-Armudji lebih menarik dan membuat warga mudah mengingatnya," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani.
Deni mengatakan, tim kampanye Eri-Armuji lebih bisa memanfaatkan sarana dan prasana serta waktu untuk menyosialisasikan. Contohnya adalah, tingginya akses internet di Surabaya bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi program Eri-Armuji melalui dunia maya.
Baca juga: Kominfo temukan tujuh konten medsos langgar masa tenang
"Cara menawarkan program tim Eri-Armuji tidak monoton. Melalui konten-konten yang menarik dan lebih bervariasi bisa memikat hati pemilih. Hasil, popularitas dan elektabilitas Eri-Armuji mampu menyalip Machfud Arifin-Mujiaman meski paslon nomor 2 ini start lebih dulu," ujarnya.
Dari hasil survei terbaru yang dirilis SMRC pada Minggu (22/11) menyebut Eri-Armuji unggul meyakinkan dari lawannya Machfud Arifin-Mujiaman. Angkanya, 48,5 persen untuk Eri-Armudji dan 37,3 untuk Machfud Arifin-Mujiaman. Artinya, ada selisih dua digit, tepatnya sekitar 11,2 persen.
Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.
Baca juga: "Erji" unggul 11,2 persen versi survei SMRC di Pilkada Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020