Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat mengatakan pihaknya optimistis lulusan kampusnya banyak yang lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).Sekitar 60 persen dari jumlah mahasiswa UT adalah guru
"Sebagian besar mahasiswa UT memiliki profesi sebagai guru. Sekitar 60 persen dari jumlah mahasiswa UT yang mencapai 320.000 orang berprofesi guru, " ujar Rektor Ojat usai pelaksanaan wisuda daring lulusan di Kampus UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa.
Dia menjelaskan UT memang memiliki peran yang cukup signifikan pada peningkatan kompetensi guru sejak dulu. Bahkan pada era 1990-an, saat Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sekolah Pendidikan Guru Olahraga (SPGO) dihapus, UT yang diberikan amanah oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas guru.
"Saat itu, seluruh guru yang kualifikasinya SMA maka dia harus naik kualifikasinya menjadi D2, " tambah dia.
Hal itu terus berlanjut pada 2002, UT juga mempelopori pendidikan sarjana untuk guru SD.
Baca juga: Rektor : Lulusan UT banyak lolos CPNS karena kurikulum semakin baik
Baca juga: Rektor UT: Perguruan tinggi harus tangkas hadapi perubahan
Kemudian pada 2005, saat UU Guru dan Dosen terbit maka semua guru yang belum memiliki pendidikan sarjana maka harus berkoordinasi dengan UT untuk menempuh pendidikan sarjana.
Dengan demikian, lanjut dia, UT berperan aktif dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pemerintah membuka kesempatan bagi guru honorer untuk dapat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada 2021.
“Seleksi ini dibuka, karena berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud memperkirakan bahwa kebutuhan guru di sekolah negeri mencapai satu juta guru, di luar guru PNS yang saat ini mengajar,” ujar Nadiem dalam pengumuman seleksi guru PPPK 2021.
Pembukaan seleksi untuk menjadi guru PPPK adalah upaya menyediakan kesempatan yang adil untuk guru honorer yang kompeten agar dapat mendapatkan penghasilan yang layak.
Nadiem menjelaskan dirinya sudah berkeliling ke sejumlah daerah di Tanah Air dan menemui banyak guru honorer yang berinovasi pada pembelajaran. Namun di sisi lain, para guru honorer tersebut mendapatkan penghasilan yang jauh dari kata layak yakni Rp100.000 hingga Rp300.000 per bulan.
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020