Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo meyakini bahwa Indonesia akan memainkan peran yang cukup menonjol pada perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya.Indonesia akan memainkan peran yang cukup menonjol di RCEP
"Saya melihat Indonesia, jika kita bisa menciptakan demokrasi yang stabil, tenaga kerja yang lebih produktif dan menguasai teknologi, jadi bisa menangani pekerjaan dengan teknologi tinggi, sehingga bisa memasok perusahaan-perusahaan teknologi yang akan berinvestasi di Indonesia, Indonesia akan memainkan peran yang cukup menonjol di RCEP, dan dengan begitu juga di perdagangan dunia," kata Iman pada seminar tentang web Perjanjian RCEP di Jakarta, Selasa.
Iman memperhitungkan, bahwa sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, Chinatidak akan mendominasi dalam perjanjian RCEP, mengingat dalam konteks perdagangan global saat ini, berbagai perusahaan maupun negara di dunia tidak akan bergantung secara berlebihan kepada satu negara.
Hal tersebut disinyalir terjadi karena belajar dari pengalaman terjadinya perang dagang antara China dan Amerika Serikat, yang berdampak signifikan terhadap perdagangan maupun bisnis di banyak negara di dunia.
"Usaha juga negara-negara di dunia tentu melihat pentingnya mereka meninggalkan ketergantungan yang berlebihan terhadap satu negara. Ke depan saya melihat tren ini akan semakin kuat," kata Iman.
Perjanjian RCEP resmi ditandatangani pada Minggu (15/11), di mana RCEP merupakan gagasan Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN pada 2011. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh 10 negara anggota ASEAN dan 5 negara lainnya yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Baca juga: Marty: RCEP inisiatif ASEAN, meski terkesan didominasi China
Baca juga: RCEP disepakati, Indonesia diharapkan pertahankan ekspor produk primer
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020