Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial akan memperkuat dukungan psikososial kepada korban COVID-19 serta tenaga kesehatan dan penyelenggara penanganan di rumah sakit tersebut.Kami akan fokus kepada orang-orang yang sudah delapan bulan belum pulang
"Sebetulnya kita sudah melakukan penguatan psikososial di Wisma Atlet. Ada tim kami yakni Pelopor Perdamaian termasuk unit terkait lainnya dari Kemensos di sini," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kemensos Sunarti saat berkunjung ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa.
Namun, ke depan Kemensos akan melakukan kerja sama dalam bentuk dukungan psikososial yang lebih intens dengan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran agar penanganan COVID-19 bisa berjalan lebih cepat.
Dukungan psikososial merupakan sebuah layanan kebutuhan dasar bagi seseorang di luar kebutuhan dasar fisik. Hal itu tidak hanya diberikan kepada orang yang terpapar COVID-19 namun juga bagi penyelenggara penanganan misalnya tenaga medis, petugas lapangan dan sebagainya.
Pemberian dukungan psikososial tidak hanya diberikan kepada korban saja namun juga bagi orang yang menangani. Sebab, banyak tenaga medis yang selama pandemi kurang berinteraksi langsung dengan keluarganya sehingga dikhawatirkan berdampak pada emosionalnya.
"Kami akan fokus kepada orang-orang yang sudah delapan bulan belum pulang. Nah, kita bersama mereka akan melakukan kegiatan psikososial yang lebih rekreatif," ujar Sunarti.
Baca juga: Kemensos perkuat layanan psikososial atasi dampak pandemi COVID-19
Baca juga: Dinsos Yogyakarta beri layanan psikososial atasi dampak pandemi
Sementara itu, Komandan Kesehatan Lapangan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Letkol drg M Arifin mengatakan dukungan psikososial dibutuhkan sekali bagi petugas dan penyelenggara penanganan COVID-19.
Apalagi, ujar dia, khusus di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet ada petugas yang sudah berbulan-bulan belum pulang dan tidak bisa bertemu langsung dengan keluarganya sehingga dikhawatirkan betdampak bagi kesehatan mental.
"Bahkan Lebaran kemarin kita juga tidak pulang sampai sekarang kecuali yang diganti dengan petugas baru," ujar dia.
Untuk mengurangi kejenuhan tersebut, ia mengatakan petugas sesekali juga melakukan hiburan bersama dengan menerapkan protokol kesehatan.
Menurut dia, bagi para prajurit TNI selama berbulan-bulan berjuang di Wisma Atlet mungkin bukan hal baru. Apalagi, kondisi itu sudah dilalui mulai dari penanganan kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Pulau Sebaru hingga di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
"Jadi kita punya semangat itu pantang pulang sebelum corona tumbang," katanya.
Baca juga: "Curhat" jadi langkah dukungan psikososial bagi warga terlantar
Baca juga: PMI Sukabumi beri dukungan psikososial untuk keluarga positif COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020