"Kita juga dalam penciptaan lapangan kerja ini ingin mendorong koperasi sebagai pilihan rasional untuk kegiatan usaha masyarakat," ujar Teten Masduki dalam seminar daring di Jakarta, Selasa.
Menurut Menkop UKM, Saat ini masih sangat rendah tingkat penduduk yang berkoperasi atau bergabung dengan koperasi cuma sekitar 8,41 persen.
Baca juga: Teten Masduki: UU Ciptaker momentum tumbuhkan UKM
Padahal keuntungan masyarakat bergabung dengan koperasi adalah mereka bisa mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan. Saat ini Kemenkop UKM juga sedang memikirkan bagaimana melakukan scaling up pelaku usaha yang tergabung dalam koperasi.
Karena itu di UU Ciptaker saat ini ada kemudahan untuk mendirikan koperasi, termasuk koperasi digital dan syariah.
"Selain itu kita juga ingin memperkuat posisi koperasi dan UMKM dalam rantai pasok industri. Ini saya kira penting karena rasio partisipasi UMKM kita dalam rantai pasok global masih rendah sekitar 4,1 persen menuru data Asian Development Bank (ADB) tahun 2020," kata Menkop UKM.
Baca juga: UMKM diajak manfaatkan fasilitas GSP ekspor produk ke AS
Kemenkop UKM menilai hal tersebut penting ke depannya untuk bagaimana UMKM dan usaha besar bermitra, namun dalam rantai pasok.
"Jadi yang harus kita kembangkan adalah bagaimana UMKM menjadi bagian dari rantai pasok industri. Kita memngembangkan ke depan bagaimana UMKM produksinya terintegrasi dengan sistem produksi nasional," kata Teten Masduki.
Kalau melihat misalnya ekspor UMKM China, Korea Selatan dan Jepang tinggi karena mereka sudah terintegrasi dan masuk menjadi bagian rantai pasok global.
Menkop UKM melihat perlunya melakukan transformasi kegiatan UMKM Indonesia menjadi berbasis rantai pasok dan sudah mulai berbasis teknologi.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020