Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembangunan fishway atau jalur migrasi ikan dalam setiap pembuatan bendung atau bendungan di Indonesia, yang dapat mengatasi dampak buruk bendungan bagi habitat ikan.Tentu ini perlu kolaborasi dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan agar fishway segera direalisasikan dan mendapat payung hukum
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, pendirian bendungan yang tidak dilengkapi jalur migrasi ikan mengakibatkan terputusnya pergerakan ikan dari hilir ke hulu ataupun sebaliknya.
"Ini bisa mengakibatkan pada menurunnya biodiversitas dan populasi ikan," jelas Sjarief.
Sjarief menambahkan ikan melakukan migrasi untuk kebutuhan mencari makan, naungan anakan maupun untuk reproduksi.
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan empat bendungan rampung Desember 2020
Dukungan terharap habitat tersebut, lanjutnya, bisa memperkuat ketahanan pangan terhadap masyarakat pedesaan di Indonesia.
Atas kondisi tersebut, Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Arif Wibowo mengusulkan konsep jalur ikan di setiap bendungan yang ada di Indonesia.
Merujuk kajian dari Charles Sturt University, ujar dia, fasilitas ini diperlukan guna menjaga sifat alamiah ikan untuk bermigrasi serta konstruksinya harus disesuaikan dengan karakteristik ikan setempat.
Baca juga: Waskita Karya: Proyek bendungan tetap berjalan di tengah pandemi
"Tentu ini perlu kolaborasi dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan agar fishway segera direalisasikan dan mendapat payung hukum," kata Arif.
Di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Arif menyebut BRPPUPP bekerja sama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan Charles Sturt University (CSU) Australia.
Adapun kementerian yang berkolaborasi dalam proyek ini antara lain KKP, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca juga: BBKSDA Riau dorong restorasi habitat ikan arwana Danau Gunung Sahilan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020