• Beranda
  • Berita
  • Presiden Prancis: vaksinasi COVID-19 dapat dimulai akhir tahun

Presiden Prancis: vaksinasi COVID-19 dapat dimulai akhir tahun

25 November 2020 10:46 WIB
Presiden Prancis: vaksinasi COVID-19 dapat dimulai akhir tahun
Presiden Prancis Emmanuel Macron memimpin rapat dewan pertahanan tentang pandemi virus corona di Elysee Palace di Paris, Prancis, Kamis (12/11/2020). ANTARA FOTO/Thibault Camus/Pool via REUTERS/nz/cfo .

Kami akan mengorganisasi kampanye vaksinasi yang cepat dan besar-besaran

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Selasa bahwa vaksin untuk mencegah COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, dapat mulai diberikan segera setelah akhir tahun di Prancis jika disetujui oleh regulator.

"Kami akan mengorganisasi kampanye vaksinasi yang cepat dan besar-besaran," kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi yang merinci bagaimana negara itu akan mulai mengurangi penguncian akhir pekan ini.

"Kami sangat mungkin, dan menunggu otorisasi dari otoritas kesehatan, mulai vaksinasi populasi yang paling rentan, oleh karena itu para lansia, paling cepat akhir Desember, awal Januari," katanya, menambahkan kelompok populasi lain akan ditawarkan vaksinasi secara berurutan.

Vaksinasi tidak wajib, kata Macron.

Baca juga: Pandemi kembali memburuk, Paris tutup banyak toko pada malam hari
Baca juga: PM Prancis: bukan saatnya melonggarkan pembatasan COVID-19


Pemerintah di Eropa sedang bekerja untuk memetakan apa yang bisa menjadi skema vaksinasi terbesar dalam beberapa dekade.

Tugas tersebut tampak sangat menakutkan di Prancis, yang memiliki tingkat kepercayaan paling rendah di dunia terhadap vaksin.

Menurut jajak pendapat Ipsos untuk Forum Ekonomi Dunia, hanya 59 persen responden Prancis yang mengatakan mereka akan mendapatkan vaksin COVID-19 jika tersedia, dibandingkan dengan 67 persen di Amerika Serikat dan 85 persen di Inggris.

Macron mengatakan komite ilmiah akan dibentuk untuk memantau vaksinasi dan sekelompok warga juga akan ambil bagian untuk memastikan transparansi.

Pejabat di Kementerian Kesehatan mengatakan satuan tugas yang diawasi oleh kantor perdana menteri saat ini bertanggung jawab atas aspek logistik dan peralatan yang telah dibeli untuk menyimpan vaksin pada suhu yang sangat rendah.

Serangkaian badan publik lainnya juga akan menawarkan saran tentang bagaimana melakukan vaksinasi dalam beberapa bulan mendatang, kata mereka.

Pernyataan Macron menggemakan komentar dari Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA).

Kepala Badan Obat Eropa pada Selasa mengatakan organisasi tersebut dapat menghasilkan opini ilmiah tentang vaksin COVID-19 untuk mencari persetujuan peraturan pada akhir tahun dalam skenario kasus terbaik.

Namun belum jelas kapan tepatnya lembaga akan membuat keputusan akhir, meski mereka sedang mempertimbangkan data saat sudah tersedia.

Produsen obat Inggris AstraZeneca mengikuti perusahaan obat AS Pfizer Inc dan Moderna Inc pada hari Senin dalam menerbitkan data uji coba yang berhasil untuk vaksin COVID-19.

Hasil uji coba tahap akhir sementara untuk vaksin Sputnik V Rusia yang diterbitkan pada 11 November menunjukkan suntikannya 92 persen efektif.

Tidak ada vaksin yang disetujui secara internasional untuk mencegah COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 1,4 juta orang dan mengganggu perekonomian dunia.

Uni Eropa sejauh ini telah mengamankan kesepakatan dengan Sanofi dan GlaxoSmithKline, Johnson & Johnson, AstraZeneca, CureVac, Pfizer dan BioNTech serta Moderna.

Dengan 1,9 miliar dosis diharapkan pada tahap ini untuk mencapai Uni Eropa, Prancis bertujuan untuk mengamankan sekitar 295 juta dosis, menurut sumber pemerintah.

Sumber : Reuters

Baca juga: Jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Prancis melampaui 2 juta
Baca juga: Prancis catat 27.228 kasus COVID-19 baru, 302 lebih kematian



 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020