Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan meminta pemerintah melakukan upaya lebih keras lagi agar kendala-kendala yang membuat vaksin COVID-19 terhambat bisa teratasi.
"Selanjutnya, hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah rakyat mudah mendapatkan vaksin. Kalaupun ada biaya, saya harap bisa dijangkau rakyat kecil atau sekalian saja digratiskan," kata Syarief Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Hal itu dikatakan Syarief Hasan secara virtual dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema "Harapan dan Optimisme Vaksin COVID-19 untuk Keselamatan Rakyat" kerja sama MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Ketua MPR dorong Kemenkes-BPOM-MUI pastikan kehalalan vaksin Sinovac
Dia juga menilai lebih baik vaksin COVID-19 tersebut diproduksi di dalam negeri karena selain membangkitkan rasa nasionalisme, juga akan menjadi kebanggaan jika vaksin itu digunakan negara-negara lain.
Syarief menjelaskan pandemi COVID-19 harus cepat dihilangkan dari Indonesia sebab jutaan rakyat kecil dan lemah yang paling tinggi terdampak pandemi, semakin terpuruk jika angka penyebaran virus masih terus merangkak naik.
Menurut dia, salah satu yang utama harus dikerjakan pemerintah dalam upaya meminimalisir penyebaran virus adalah dengan mempercepat penyebaran vaksin kepada rakyat.
"Angin sejuk sempat ada ketika tersirat kabar bahwa vaksin akan siap pada akhir tahun 2020, maksimal Januari 2021. Namun, kabar terakhir ternyata vaksin akan siap lewat bulan Januari 2021," katanya.
Baca juga: MPR dorong Kemenkes beri kepastian vaksin COVID-19
Dalam diskusi tersebut, anggota MPR RI Fraksi PAN Intan Fauzi mengatakan percepatan pengadaan vaksin memang menjadi harapan besar rakyat Indonesia.
Hal itu, menurut dia, karena rakyat sudah tidak berdaya saat ini, di tengah serbuan virus, roda perekonomian terganggu.
"Rakyat butuh sehat kembali untuk menjalankan kehidupannya secara normal," ujarnya.
Namun, Intan menilai rakyat semestinya banyak bersabar karena perkembangan vaksin saat ini seperti Moderna, Sinovac, Pfizer, dan BioNTech masih dalam tahap uji klinis fase ketiga. Dia mengatakan, itu artinya pembuatan vaksin belum selesai karena masih ada beberapa tahapan yang harus dilewati.
"Kompleksnya tahapan-tahapan pembuatan vaksin sampai disebarkan dan digunakan masyarakat luas mesti dipahami publik misalnya ketika vaksin tersedia, maka koordinasi dan sinergi dengan pihak-pihak yang berkompeten antara lain dalam penyiapan jalur distribusi, pengamanan, logistik dan teknis vaksinasi massalnya sangat penting," katanya.
Baca juga: MPR: Perlu komunikasi tepat hindari keraguan terhadap vaksin COVID-19
Intan mengatakan, Indonesia yang sangat luas pasti memerlukan sarana transportasi yang memadai dan sesuai dengan kondisi alam daerah yang dituju lalu penyediaan tenaga-tenaga medisnya.
Hal tersebut, menurut dia, semestinya diperhatikan secara serius agar upaya besar pemerintah dalam melakukan vaksinasi untuk meminimalisir bahkan memutus penyebaran pandemi menjadi lancar dan sesuai target.
Intan setuju dengan harapan Syarief Hasan bahwa vaksin diberikan gratis untuk rakyat atau dilakukan subsidi silang mengedepankan vaksin produksi dalam negeri atau vaksin merah putih.
Baca juga: Bamsoet: Percayai kemampuan lokal produksi vaksin COVID-19
Namun, menurut dia, kenyataannya memang tidak semudah yang diperkirakan, kondisi saat ini vaksin nasional masih dalam uji klinis fase pertama, jadi perjalanannya masih panjang.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020