vivo rajai pasar smarphone Indonesia Q3 2020

26 November 2020 20:45 WIB
vivo rajai pasar smarphone Indonesia Q3 2020
Suasana pusat penjualan ponsel di Jakarta, Selasa (15/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras/pri.
Ponsel-ponsel merek vivo merajai pasar smartphone Indonesia pada kuartal ketiga 2020, dengan pangsa mencapai 24,1 persen mengalahkan Oppo, Xiaomi, Samsung, dan relme di daftar 5 besar.

Menurut perusahaan riset IDC dikutip Kamis, vivo memperkuat keunggulannya di segmen low end, dengan rentang harga 100 dolar AS - 200 dolar AS (sekitar Rp1,4 juta - Rp2,8 juta) dengan memperkenalkan model Y12i, Y20, dan Y30i di segmen ini.

Seri X50 Pro dan V20 juga dipromosikan secara agresif. IDC menyebut seri V20 juga mendapatkan reaksi pasar yang baik setelah diperkenalkan menjelang akhir Q3 2020.

Oppo yang menempati posisi kedua mengusai pangsa pasar 21,7 persen. Oppo mempertahankan dominasinya di segmen midrange, dengan harga 200 dolar AS - 400 dolar AS (sekitar Rp2,8 juta - Rp5,6 juta).

Baca juga: Masuk Indonesia, Infinix Note 7 andalkan baterai kuat untuk game

Menurut IDC, seri A53 dan Reno 4 yang baru diperkenalkan dapat dengan cepat menarik perhatian konsumen melalui strategi iklan online yang ekstensif.

Selanjutnya, Xiaomi berada di peringkat ketiga dengan pangsa pasar 18,1 persen. Xiaomi menawarkan berbagai pilihan untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan smartphone terjangkau, termasuk seri Redmi 8A Pro, Redmi 9A, Redmi 9C dan Redmi 9, dalam persaingan yang ketat pada segmen harga di bawah Rp2 juta.

Samsung dan realme menutup Top 5 vendor smartphone di Indonesia pada Q3 2020, dengan pangsa pasar masing-masing 17,2 persen dan 14,5 persen.

Baca juga: Pasar ponsel pemula di Indonesia kian tergerus segmen menengah

Samsung juga ikut serta dalam menyediakan opsi smartphone yang terjangkau dengan memperkenalkan lini produk Galaxy A01 Core, yang membantu Samsung untuk mendominasi segmen ultra low-end yang mencakup sepertiga dari total pengirimannya.

Sementara realme berfokus pada lini produk C-series, model C11 berkompetisi di ruang yang sama dengan Xiaomi seri Redmi 8/9 pada rentang harga di bawah Rp2,8 juta. Selain itu, seri midrange Realme 7 yang baru diperkenalkan disebut tidak mendapatkan respons pasar yang lebih baik dari seri pendahulunya.

Baca juga: Vivo, merk ponsel nomor satu di Indonesia saat pandemi

Pasar Indonesia

Sepanjang kuartal ketiga 2020, vendor-vendor smartphone telah mengirimkan total 10,6 juta unit smartphone di Indonesia, tumbuh dibandingkan kuartal sebelumnya.

Menurut IDC, tertahannya pembelian smartphone terjadi dikarenakan karantina pada paruh pertama tahun ini. Sementara, penggunaan smartphone untuk mendukung aktivitas, seperti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mendorong pemulihan yang kuat pada Q3 2020.

Data IDC menunjukkan pertumbuhan Q3 2020 sebesar 49 persen dari kuartal sebelumnya dan 21 persen dari periode yang sama tahun lalu.

IDC menyebut para perusahaan smartphone terlibat kompetisi yang ketat dalam memperkenalkan berbagai lini smartphone di segmen harga yang terjangkau, menghasilkan pertumbuhan tahunan sebesar 20 persen di segmen ultra low-end, yakni dengan harga di bawah 100 dolar AS (sekitar Rp1,4 juta), dan mencapai pangsa pasar sebesar 16 persen setelah penurunan selama tiga kuartal berturut-turut.

Sementara itu, saat kanal ritel offline kembali dibuka setelah karantina, pengiriman ke kanal offline meningkat secara signifikan. Namun, momentum online dikatakan tetap kuat, mencatat pertumbuhan sebesar 3 persen dari kuartal sebelumnya.

Baca juga: Realme catatkan pertumbuhan 132 persen di Q3 2020

Baca juga: Realme luncurkan empat produk smartphone & AIoT terbaru ke Indonesia

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020