• Beranda
  • Berita
  • Banur ingatkan pemain timnas U-19 belum berlevel nasional

Banur ingatkan pemain timnas U-19 belum berlevel nasional

26 November 2020 22:35 WIB
Banur ingatkan pemain timnas U-19 belum berlevel nasional
Gelandang tim Garuda Merah Andre Oktaviansyah (kedua dari kiri) berebut bola dengan penyerang tim Garuda Putih Jack Brown (kedua dari kanan) dalam laga internal tim nasional U-19 Indonesia di Stadion Sloga Mravince, Split, Kroasia, Jumat (23/10/2020). Pertandingan itu berakhir dengan skor 4-1 untuk kemenangan Garuda Merah. ANTARA/HO/PSSI.

Akses pemain ke media sosial seharusnya bisa dipotong sehingga tidak mengganggu perkembangan mereka

Bambang Nurdiansyah, pemain tim nasional Indonesia era 1980-an yang akrab disapa Banur, mengingatkan para pemain tim nasional U-19 bahwa mereka belumlah pesepak bola berlevel nasional.

Oleh karena itu, kata Bambang kepada Antara di Jakarta, Kamis, pemain timnas U-19 harus terus mengasah diri, bekerja keras, disiplin dan tidak cepat puas.

"Ada yang salah kaprah, menyebut pemain usia 19 tahun sebagai pemain nasional. Sebetulnya belum. Mereka dalam proses menuju ke sana. Saat ini mereka masih berstatus yang terbaik di usianya dan mewakili Indonesia di kejuaraan kelompok umur. Jadi, mereka jangan cepat puas dan mesti terus menjaga kedisiplinan," ujar pria yang kini melatih klub Liga 2 Indonesia, Muba Babel United itu.

Baca juga: Pemain timnas U-19 berjanji disiplin dan bekerja keras

Bambang pun merasa prihatin ketika mendengar ada beberapa pemain timnas U-19 yang terkesan meremehkan proses pengembangan diri mereka di skuat.

Pemain-pemain belia itu melanggar aturan tim dan melakukan tindakan indispliner. Beruntung timnas U-19 saat ini memiliki sosok pelatih tegas dalam diri Shin Tae-yong yang tanpa basa-basi mencoret mereka dari timnya.

"Saya sangat setuju dengan kebijakan pelatih Shin. Tidak ada prestasi yang bisa digapai kalau bersikap seenaknya. Prestasi itu berakar dari disiplin dan kerja keras. Kalau mau berprestasi, pemain harus mengesampingkan hal-hal seperti kesenangan sesaat yang akhirnya membuat mereka gagal menjadi pesepak bola yang baik," tutur Bambang.

Menurut pria yang pada tahun 1979 memperkuat Indonesia di Piala Dunia U-20 itu, salah satu kebijakan yang bisa diterapkan pelatih untuk mengantisipasi keluarnya sifat negatif pemain adalah membatasi penggunaan media sosial.

Media sosial, lanjut Bambang, merupakan fenomena masa modern yang dapat berpengaruh buruk bagi pemain.

Baca juga: Shin Tae-yong pulangkan dua pemain timnas U-19 karena indisipliner
Baca juga: Nova: Program timnas U-19 tak terganggu dengan pencoretan pemain


"Akses pemain ke media sosial seharusnya bisa dipotong sehingga tidak mengganggu perkembangan mereka. Hal-hal yang menjadi hambat untuk berprestasi mesti diminimalkan," kata dia.

Timnas U-19 saat ini tengah menjalani pemusatan latihan (TC) di Jakarta sebagai persiapan menuju Piala Asia U-19 dan Piala Dunia U-20 tahun 2021.

Kegiatan itu dipantau langsung secara virtual oleh pelatih kepala Shin Tae-yong yang berada di Korea Selatan.

Shin sudah memulangkan dua pemain dari TC di Jakarta yaitu Serdy Ephy Fano dan Mochamad Yudha Febrian karena mereka melakukan tindakan indispliner berat seperti mangkir dari timbang badan, terlambat datang ke latihan dan pernah baru kembali ke hotel pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Baca juga: Nova: Serdy dan Yudha dicoret karena berkali-kali buat kesalahan

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020