Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini berpeluang menguat tipis dibayangi sentimen vaksin dan eskalasi kasus COVID-19.Sentimen positif terhadap hasil uji vaksin berkurang karena analis meragukan hasil uji vaksin Astrazeneca yang sebelumnya dilaporkan bagus.
Pada pukul 9.42 WIB, rupiah masih stagnan di level Rp14.100 per dolar AS, sama seperti penutupan pada hari sebelumnya.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan sentimen terhadap aset berisiko pagi ini cukup beragam.
"Sentimen positif terhadap hasil uji vaksin berkurang karena analis meragukan hasil uji vaksin Astrazeneca yang sebelumnya dilaporkan bagus," ujar Ariston.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat seiring positifnya mata uang regional
Selain itu, lanjut Ariston, kenaikan kasus COVID-19 di dunia juga membayangi pergerakan harga aset berisiko.
Menurutnya, penguatan rupiah bisa saja tertahan hari Ini dengan sentimen yang beragam tersebut. Rupiah bisa menguat tipis.
"Rupiah masih didukung neraca berjalan kuartal III yang positif dan prospek pemulihan ekonomi Indonesia di kuartal IV," kata Ariston.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 5 poin
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.180 per dolar AS.
Pada Kamis (25/11) rupiah ditutup menguat 44 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.100 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.144 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020