"Jagung ini pakan untuk ternak. Tetapi, harus diatur lebih detail. Karena selama ini tidak nyambung. Jagungnya di mana, ternaknya di mana. Akhirnya ongkos angkutnya lebih tinggi," kata Darori dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Darori mengatakan kawasan Sumbawa tidak hanya berpotensi menjadi daerah sentra pakan ternak karena wilayah ini juga merupakan kawasan ternak sapi maupun kuda yang dapat menjadi komoditas unggulan.
Untuk itu, ia mengharapkan adanya peta jalan yang lebih detail agar sentra pakan maupun kawasan ternak yang berdekatan dapat saling terhubung dan Sumbawa dapat menjadi wilayah dengan perekonomian yang unggul.
"Keuntungannya, pertama bisa mendatangkan lapangan kerja para peternak di desa-desa dan kepada masyarakat. Kedua, yang jelas harganya terjangkau dan lebih murah. Ketiga daerah tersebut juga dapat meningkatkan gizi bagi warganya karena dagingnya murah," ujarnya.
Direktur Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA) Yeka Hendra Fatika ikut menambahkan Sumbawa bisa menjadi kawasan sentra pakan ternak sekaligus wilayah ternak karena mempunyai potensi daerah yang besar.
Untuk itu, ia menyambut inisiatif calon Bupati setempat, salah satunya Jarot-Mokhlis, yang ingin mendorong optimalisasi wilayah sentra pakan dengan ternak agar produksi sapi dapat meningkat, dari sisi kualitas maupun kuantitas.
"Dengan demikian maka produksi ataupun pertumbuhan sapi bisa menjadi lebih baik lagi saat ini kalau kita lihat tahun demi tahun sapi yang diperdagangkan itu bobotnya semakin kecil," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas mengatakan calon kepala daerah bisa saja memiliki program sentra pakan ternak.
Namun, ia mengingatkan, salah satu tugas utama kepala daerah yang harus dilakukan adalah menyambungkan konsumen dan produsen serta mempelajari kebutuhan dan kemampuan produksi di wilayah tersebut.
Sebelumnya, calon Bupati Sumbawa Syafaruddin Jarot mempunyai strategi untuk menambah nilai tambah jagung bagi perekonomian daerah yaitu menjadikan wilayah tersebut sebagai sentra pakan ternak.
Menurut dia, pembentukan industri berbasis pertanian untuk penyediaan pakan ternak seperti jagung bisa memberikan nilai tambah dan membuat kestabilan harga komoditas di Sumbawa.
"Kita ketahui bahwa jagung saat ini 90 persen lebih dikirim ke luar daerah dengan harga yang terus menurun. Karena itu, untuk mempertahankan atau meningkatkan harga kami akan melakukan mendorong agar industri ada di Sumbawa," katanya.
Selain itu, kehadiran industri pakan ternak di Kabupaten Sumbawa bukan saja akan meningkatkan ekonomi petani, tetapi juga peluang untuk memanfaatkan limbah jagung untuk dijadikan energi pembangkit listrik.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020