• Beranda
  • Berita
  • Dokter : Rutin latihan fisik 30 Menit turunkan risiko terkena COVID-19

Dokter : Rutin latihan fisik 30 Menit turunkan risiko terkena COVID-19

27 November 2020 17:29 WIB
Dokter : Rutin latihan fisik 30 Menit turunkan risiko terkena COVID-19
Dokumentasi - Warga menggunakan masker berolahraga di taman Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (25/6/2020). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/NZ/aa.

waktu pelaksanaan olahraga tidak terbatas namun tempat harus diperhatikan

Spesialis Kedokteran Olahraga Semen Padang Hospital (SPH) dr Putra Rizki Sp KO mengemukakan seseorang dapat terhindar dari COVID-19 jika rutin melakukan work out (WO) atau latihan fisik selama minimal 30 menit setiap harinya.

" Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh penting dilakukan agar tidak mudah tertular COVID-19 , salah satu caranya dengan latihan fisik minimal 30 menit per hari," kata dia di Padang, Jumat.

Menurut dia di masa pandemi ada imbauan untuk di rumah saja, oleh karena itu disarankan untuk melakukan latihan fisik di rumah mulai dari sepeda statis, joging, kalistek maupun bermacam gerakan fleksibilitas stretching dan juga gerakan yang berhubungan dengan penambahan kekuatan.

Namun ia menekankan agar latihan fisik dilakukan dengan intensitas sedang karena dapat merangsang imun yang dapat menjadi benteng bagi diri terhadap penyakit yang masuk.

Ia tidak menyarankan untuk melakukan latihan fisik dengan intensitas ringan atau berat, karena intensitas ringan tidak menjamin terciptanya imun tubuh yang cukup untuk melawan virus, sementara intensitas berat malah dapat menurunkan imun tubuh beberapa jam setelah latihan sehingga menjadi rentan membuat tubuh terkena penularan virus.

Olahraga atau latihan fisik tersebut disarankan dilakukan secara rutin, minimal tiga kali hingga lima kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit sampai 60 menit, kata dia.

Hal tersebut dapat dilakukan sesuai waktu yang tersedia tiap orang, dapat dilakukan di pagi, siang, sore atau malam hari. Namun untuk seseorang yang ingin meningkatkan imunitas tubuh serta vitamin D, maka disarankan untuk melakukan latihan fisik pada pukul 9 hingga 11 pagi.

Baca juga: Olahraga di luar saat sepi, boleh turunkan masker sebentar?

Baca juga: Adakah senam jantung khusus untuk cegah COVID-19?


Sinar vitamin D dari matahari pagi tersebut didapatkan pada rentang waktu tersebut, tidak terlalu pagi dan belum tengah hari. Jadi latihan fisik dengan intensitas ringan yang dilakukan pada saat sinar vitamin D masih ada diyakinkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam menjaga kesehatan tubuh, katanya.

Tapi bukan berarti olahraga yang dilakukan seseorang saat siang atau malam hari dilakukan salah, namun pastikan untuk tempat melakukannya aman.

Olahraga pada siang hari terik tidak disarankan karena dapat memicu dehidrasi, sedangkan olahraga saat malam hari juga tidak disarankan karena suasana yang gelap sehingga berisiko mengganggu kesehatan dan membuat tubuh mendapatkan cedera.

"Intinya, waktu pelaksanaan olahraga tidak terbatas namun tempat dilakukan yang harus diperhatikan," ujarnya.

Di sisi lain, ia menilai tidak masalah dengan penggunaan masker saat berolahraga namun wajib memperhatikan jenis olahraga, berada di tempat umum dan ketiga selalu membawa masker cadangan.

Penggunaan masker saat melakukan latihan fisik dengan intensitas sedang, dapat mengurangi risiko tubuh untuk terlalu letih dan tidak merasa terlalu berat saat berolahraga karena harus menggunakan masker.

Selanjutnya, penggunaan masker saat di sekitar rumah atau di tempat umum dilakukan guna menghindari masuknya polusi atau virus masuk ke dalam tubuh.

Sementara itu, membawa masker cadangan saat berolahraga untuk menjaga sterilisasi dari masker yang digunakan, karena saat berolahraga pastinya tubuh mengeluarkan keringat dan pastinya dapat mengenai masker dan membuatnya menjadi lembab sehingga sudah tidak bagus lagi digunakan.

Selain itu, dokter Rizky juga menjelaskan tentang pentingnya untuk melakukan pemeriksaan kelayakan latihan untuk berolahraga pada dokter spesialis olahraga.

Karena olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan fisik dapat menimbulkan risiko pada tubuh, bahkan kematian.

Ia memaparkan setiap orang tidak bisa diberikan latihan fisik yang sama, karena ada beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam melakukan latihan fisik seperti bentuk tubuh, kadar fungsi dari organ dalam tubuh dan pengenalan tubuh terhadap olahraga yang sedang dilakukan.

"Jadi orang yang tampak sehat belum tentu memiliki fisik yang sehat. Karena itu penting untuk melakukan konsultasi kepada dokter spesialis olahraga untuk mengetahui kelayakan latihan untuk setiap orang," katanya.

Baca juga: Cara aman lansia aktif di masa pandemi corona

Baca juga: Kombinasi gizi plus olahraga sama dengan imun

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020