PT Pertamina EP selaku kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, berhasil menyelesaikan proyek fasilitas produksi lapangan minyak dan gas bumi (migas) SP Bambu Besar dan SKG Betung lebih cepat dari target.Pencapaian ini diharapkan menjadi booster dan pemicu kepada seluruh Perwira Pertamina di seluruh Indonesia agar terus semangat
Kedua proyek tersebut dapat menambah produksi minyak nasional sebesar 2.738 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 15,52 MMSCFD.
"Kami mengapresiasi kinerja PT Pertamina EP dalam merealisasi SP Bambu Besar lebih cepat dari target, sehingga pada 2020 ini kita sudah berhasil mendapatkan tambahan produksi. Dalam kondisi pandemi COVID-19 dan harga minyak yang rendah, capaian ini sangat luar biasa karena untuk mencapainya, dibutuhkan effort tambahan di lapangan," kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno pada peresmian fasilitas produksi SP Bambu Besar dan SKG Betung, yang dilaksanakan secara daring, Jumat.
Baca juga: Pertamina EP Asset 3 berhasil tingkatkan produksi minyak dan gas bumi
Proyek SP Bambu Besar berkontribusi menghasilkan tambahan produksi minyak sebesar 2.738 BOPD dan gas 5,52 MMSCFD. Serta, untuk SKG Betung dapat menjaga produksi gas 10 MMSCFD.
"Kami berharap PT Pertamina EP secara berkelanjutan melakukan inovasi, efisiensi dan peningkatan pengelolaan aspek manajemen pengelolaan proyek, kompetensi sumber daya manusia, dan keteknikan dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja dalam pemenuhan target-target penyelesaian proyek hulu migas," kata Julius dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Operasi PT Pertamina Hulu Energi, selaku subholding upstream, Taufik Adityawarman menyampaikan bahwa komitmen Pertamina EP dalam penyelesaian proyek-proyek dengan berbagai tantangan di tengah pandemi COVID-19 merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam penyediaan energi nasional.
"Kami sangat mendukung optimalisasi atas asset-asset idle yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga terjadi efisiensi dan dapat direplikasi di tempat lain," tambahnya.
Pada peresmian fasilitas produksi SP Bambu Besar dan SKG Betung tersebut, Direktur Utama Pertamina EP Eko Agus Sardjono menyampaikan bahwa pencapaian proyek SP Bambu Besar dan proyek SKG Betung tidak lepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan yakni Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina Hulu Energi, serta seluruh instansi dan pihak terkait.
"Pencapaian ini diharapkan menjadi booster dan pemicu kepada seluruh Perwira Pertamina di seluruh Indonesia agar terus semangat menjadi energi mengabdi untuk Indonesia walau di masa pandemi COVID-19. Kami sangat berterima kasih kepada seluruh stakeholder internal dan eksternal dalam mendukung PT Pertamina EP untuk mencapai target produksi migas nasional," tambah Eko.
Proyek SP Bambu Besar semula ditargetkan onstream pada 2021, berhasil diselesaikan lebih cepat secara bertahap sehingga gas non-associated dapat mengalir pada September 2020.
Penyelesaian fasilitas gas SP Bambu Besar ini penting dalam upaya menjaga pasokan gas ke industri domestik di Jawa Barat.
Selanjutnya pencapaian PT Pertamina EP yang ditandai dengan pengaliran gas dari proyek SKG Betung pada 15 November 2020 merupakan pemenuhan komitmen untuk menjaga pasokan gas domestik.
Produksi gas Betung kemudian dikirim melalui jaringan pipa Sumbagsel yang terhubung dengan industri di Sumatera dan Jawa.
Fasilitas produksi SP Bambu Besar dan SKG Betung berhasil diselesaikan dengan koordinasi yang baik dari berbagai pihak, secara efisien, zero accident dan dengan mitigasi risiko pandemi COVID-19.
Baca juga: Pertamina EP sukses tambah produksi melalui empat sumur pengembangan
Baca juga: Cari cadangan migas, Pertamina EP selesaikan survei seismik 3D
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020