Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan saat ini alat untuk skrining COVID-19, GeNose, yang berbasis hembusan nafas sedang berada dalam tahap uji validasi skala besar di sejumlah rumah sakit.eNose diklaim dapat memberikan hasil pemeriksaan cepat dalam waktu beberapa menit.
"Saat ini progresnya sedang dilakukan uji validasi skala besar. Kalau di awal sudah dilakukan uji validasi dengan hanya satu rumah sakit di Yogyakarta maka yang kali ini uji validasi dilakukan di 10 lebih rumah sakit di berbagai kota di Pulau Jawa," kata Menristek Bambang dalam rapat kerja Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta, Jumat.
Menristek Bambang menuturkan uji validasi skala besar itu menargetkan 1.000 sampel untuk mendeteksi COVID-19 dengan memanfaatkan GeNose.
GeNose diklaim dapat memberikan hasil pemeriksaan cepat dalam waktu beberapa menit.
Dari uji validasi tersebut, akan dapat diketahui tingkat akurasi GeNose dibandingkan reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT PCR), yang memang memang menjadi "gold standard" di dalam deteksi COVID-19.
Jika uji validasinya selesai pada akhir November 2020, dan mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada bulan berikutnya, maka diharapkan GeNose bisa diproduksi dan bisa segera dipakai oleh berbagai pihak di Tanah Air.
"Tentunya saya berharap sekali GeNose ini bisa menjadi solusi agar kegiatan ekonomi bisa berjalan lebih dinamis lebih lancar dengan tetap memperhatikan upaya kita untuk melakukan tracing, testing dan tracking di dalam penanganan COVID-19," tuturnya.
GeNose merupakan inovasi yang diinisiasi oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada. Alat itu dikembangkan berbasis kecerdasan buatan.
Dalam mendeteksi COVID-19, GeNose menggunakan hembusan nafas, sehingga alat ini bisa menjadi solusi alternatif terutama bagi mereka yang tidak nyaman dengan skrining menggunakan darah seperti pada alat tes cepat berbasis antibodi, dan tes usap.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020