Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan Kemenpora terus bergerak cepat membenahi dan meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia.
Setelah terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional, Februari lalu, Zainudin mengatakan Kemenpora langsung berkoordinasi dengan Kemenko PMK, PSSI, dan pemangku kepentingan olahraga lainnya untuk mengaplikasikan peta jalan sepak bola nasional.
"Dengan adanya road map atau peta jalan yang sudah dihasilkan maka kita harus jalani. Tetapi harus konsisten, artinya semua pihak yang terkait di dalam Inpres itu harus mau bersama-sama, tidak bisa ini hanya menjadi pekerjaan Kemenpora RI atau Kemenko PMK atau PSSI saja," kata Zainudin dalam keterangan resminya, Jumat.
Baca juga: Menpora janji benahi fasilitas dan sarana olahraga NTB
Meskipun sempat terkendala akibat kondisi pandemi COVID-19, Zainudin mengatakan rencana tetap berjalan baik dikerjakan berbarengan dengan program reguler di Kemenpora karena tata kelola sepak bola harus segera dibenahi agar prestasi sepak bola Indonesia naik level.
Ia menyebut negara lain pun harus melakukan perubahan drastis dalam tata kelola sepak bolanya. Negara-negara yang dulu posisinya di bawah Indonesia kini malah melampaui Indonesia.
Zainudin menambahkan sebetulnya pembinaan prestasi bisa dicapai jika dibarengi dengan kompetisi berjenjang dan berkelanjutan yang disebutnya aspek penting dalam meningkatkan jam terbang pemain dan membuat mereka tetap kompetitif.
Namun pandemi COVID-19 memaksa kompetisi Liga 1 dan Liga terhenti. Entah sampai kapan PSSI dan operator liga PT LIB harus menunggu izin kepolisian untuk menggulirkan lagi kompetisi.
Baca juga: Menpora optimistis MotoGP Mandalika terlaksana 2021
Masalah yang juga dikeluhkan pelatih timnas U-19 Indonesia Shin Tae-yong itu, menurut Zainudin, harus bisa segera mendapat kepastian.
Salah satu yang dikeluhkan oleh Pelatih timnas U-20 Shin Tae-yong adalah tidak adanya kompetisi. "Para pemain yang kita persiapkan sudah uji tanding di Kroasia tapi itu tidak cukup tetap butuh kompetisi, sebab uji coba di negara lain dengan kompetisi akan beda atmosfernya."
"Kalau ditanya apa perlunya kompetisi untuk pembinaan prestasi, jawabannya sangat perlu," pungkas dia.
Baca juga: Menpora dukung Kepri miliki gelanggang olahraga
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020