"Kami mengutuk serangan keji ini dan melihat bahwa tanggapan atas kejahatan ini ada di tangan mereka yang berkepentingan di Iran," kata Sheikh Naim Qassem dalam wawancara dengan televisi Al Manar.
Dia mengatakan Fakhri Zadeh dibunuh oleh "mereka yang disponsori oleh Amerika dan Israel".
Sheikh Naim Qassem juga mengatakan pembunuhan itu adalah bagian dari perang di Iran dan kawasan itu.
Iran menuding Israel sebagai pelaku serangan setelah ilmuwan nuklir tersebut tewas dalam penyergapan di dekat ibu kota Iran, Teheran, pada Jumat (27/11). Israel menolak berkomentar.
Awal November, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan sekutu Iran di wilayah tersebut harus dalam kesiapan tinggi jika terjadi "kebodohan Amerika atau Israel" selama sisa masa jabatan Presiden AS Donald Trump.
Ketika ditanya apakah Israel kemungkinan akan menyerang Lebanon selama masa itu, Qassem mengatakan dia tidak yakin namun tetapi jika serangan terjadi, Hizbullah "sepenuhnya siap" untuk melakukan konfrontasi.
Israel dan Hizbullah terakhir kali berperang pada 2006.
Qassem mengatakan tidak mungkin akan ada serangan langsung ke Iran karena itu akan "menyulut seluruh kawasan".
"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan serangan terbatas dan Iran siap untuk ini dan lebih banyak lagi, tetapi saya tidak melihat akan ada perang habis-habisan," katanya.
Sumber : Reuters
Baca juga: Iran: Israel bertanggung jawab atas kematian ilmuwan Fakhri Zadeh
Baca juga: Ilmuwan Iran dibunuh, Sekjen PBB desak semua pihak tahan diri
Baca juga: Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Fakhri Zadeh dibunuh dekat ibu kota
Dua ledakan besar hantam gudang senjata Hizbullah di Lebanon selatan
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020