Pameran karya di tengah pandemi COVID-19 itu berlangsung selama 10 hari, mulai Sabtu (28/11), namun pembukaan resminya pada Ahad (29/11). Pemerhati seni dan budaya setempat, Muhammad Nafi, memberikan catatan pengantar tentang tema pameran.
Catatan itu, ia unggah ke akun media sosial. Ada juga yang dikirim ke jaringan perkawanannya di media percakapan daring dan dicetak di spanduk berposisi vertikal dengan ditempatkan terkesan mencolok dekat properti berupa gerbang masuk arena pameran.
"Kalau pembukaan resmi pameran besok (29/11)," ucap seorang seniman mural yang ikut pameran, Subki. Ia memajang salah satu karyanya tahun ini, berjudul "Mencari Bahagia yang Hilang" pada pameran itu.
Barangkali sebutan "lotre" makin tak lagi populer saat ini. Popularitasnya pada era abad lalu. Lotre suatu bentuk perjudian dengan hadiah cukup besar. Praktik penjualan lotre memang akhirnya ada yang dilegalkan di sejumlah negara.
Kini, yang populer dan tentunya legal dipraktikkan, sebutannya "undian berhadiah". Ungkapan kerennya, door prize, sering dihadirkan sebagai amplifikasi kegiatan bersifat massal.
Dengan sebutan undian berhadiah, nyaris tak ada rasa perjudian sebagaimana lotre. Tetapi setiap orang yang berharap menang undian berhadiah, sejujurnya bersuasana diri ambil untung atau belum beruntung.
Kalau kegiatan itu berbayar maka uang pembayaran inklusi dalam pengadaan sesi penarikan undian berhadiah. Kalau kegiatan itu gratisan karena biaya sepenuhnya ditanggung sponsor atau donatur, kemenangan pengundian sebagai murni seseorang bernasib mujur beroleh hadiah.
Baca juga: Sejumlah pelukis pameran di Padang
Baca juga: Seniman wanita Asia Tenggara tuangkan kehidupan digital lewat seni
Hidup berharap keberuntungan
Dalam konteks pameran bersama perupa Magelang bertema "Lotre" itu, Nafi mencatat pemaknaan lotre sebagai roh laku seni sebagaimana ritual keseharian dengan ujung yang tidak diketahui tentang apa yang bakal terjadi.
"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, persis sebagaimana lotre," kata Koordinator Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang dengan aktivitas para pegiat terkait dengan seni, budaya, dan sosial kemanusiaan itu.
Namun, dinukil pula oleh dia tentang kehidupan manusia yang seakan-akan perjudian untuk mewujudkan suatu harapan pada masa mendatang. Hidup bagaikan membeli kupon lotre supaya beroleh keberuntungan yang terbaik.
Kehidupan seumpama lotre juga mengajak setiap orang terus bergerak, menyalakan harapan atau beroleh kejutan.
"Bisa jadi dengan nilai-nilai yang mengalir begitu manusiawi itu melahirkan karya-karya yang tulus, berkarakter, bahkan sering mengejutkan," ucapnya.
Karya perupa Subki pun bercerita tentang suatu harapan manusia kembali beroleh bahagia sebagaimana bayi normal yang dilukisnya berengkuhan bahagia.
Dia membuat karya lukis seorang bayi berwajah ceria di tengah kanvas, di mana sekelilingnya tentang aneka wujud orang-orang bergelut dengan berbagai ragam pekerjaan dan aktivitas.
"Orang bekerja, mengerjakan apa saja untuk mewujudkan suasana gembira sebagaimana saat bayi dulu," katanya.
Baca juga: Manfaatkan Museum Le Mayeur untuk tempat wisata edukasi
Baca juga: Esoterik & eksoterik seni Islam ala Hajriansyah
Sial jika tertular
Orang bekerja mencari untung untuk hidup. Keuntungan materiil maupun imateriil. Meski terkadang, pekerjaan tak mulus-mulus dilakukan. Bahkan, bisa-bisa terjebak ketidakpatuhan aturan, sehingga dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi.
Keuntungan yang diharapkan dicapai bisa berubah jadi buntung. Ekspor benur lobster dihentikan, setelah pejabat pembuat kebijakan dan sederet lainnya berurusan dengan kepastian hukum.
Terlihat begitu pula "jalan lotre" sedang dialami masyarakat global karena pandemi COVID-19 sejak akhir tahun lalu hingga bulan ke-11 tahun ini. Indonesia menghadapi penularan virus corona jenis baru itu mulai awal Maret lalu.
Hingga saat ini, temuan kasus orang bersinggungan dengan virus makin seabrek, termasuk mereka yang meregang nyawa pun terus bertambah secara fluktuatif. Meskipun demikian, ada catatan penting pula tentang mereka yang terbebas dan merasa telah imun dari virus itu.
Betapa seorang pekerja kantin di salah satu rumah sakit di Magelang terkejut, ketika juragannya belum lama ini harus berpulang karena positif COVID-19 yang tak teratasi. Tentunya, pekerja yang tinggal di kawasan perbatasan Kabupaten Temanggung dan Magelang itu, menjadi salah satu poin kontak erat kasus itu. Hasil tes usapnya dinyatakan positif, sehingga harus melakoni isolasi.
Upaya menekan terkaman virus hingga saat ini terlihat tak pernah berhenti ditempuh, termasuk disebutkan Presiden Joko Widodo sebagai penggunaan rem dan gas yang pas agar kehidupan ekonomi tetap bergiat, namun COVID-19 tak menyentuh.
Tidak mudah dalam praktik, meskipun protokol kesehatan ditekankan agar dipatuhi. Orang berkegiatan sehari-hari bagaikan dalam suasana untung-untungan, seperti halnya berjudi lotre.
Perjudian lotre pandemi menghadirkan untung kalau selamat dari terpaan kerja virus dan sial kalau jadinya tertular, harus mengambil waktu isolasi dan perawatan hingga pulih, atau bahkan berujung mangkat kalau gagal penanganan.
Begitu pula bila vaksin COVID-19 telah diperoleh, lalu diproduksi secara massal, dan diinjeksikan untuk membangun imunitas tubuh manusia dari virus itu.
Para ahli mengemukakan vaksinasi belum menjadi jaminan sempurna seseorang terbebas virus tersebut. Tapi, vaksinasi memberikan harapan beruntung lebih kuat untuk orang menjadi lebih berdaya menghadapi COVID-19.
Oleh karenanya, protokol kesehatan nampaknya bakal berlaku dalam umur panjang untuk diterapkan setiap orang, supaya harapan beroleh untung sebagaimana menang lotre, tetap ada.
Sadari saja pentingnya membalut badan dengan protokol kesehatan, karena COVID-19 rasanya mengajak setiap orang bermain lotre.*
Baca juga: Pesona lukisan wayang karya seniman muda Rusia
Baca juga: Raphael ubah bentuk hidungnya dalam potret diri
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020