• Beranda
  • Berita
  • Suatu 'keajaiban' Grosjean lolos dari kecelakaan maut di GP Bahrain

Suatu 'keajaiban' Grosjean lolos dari kecelakaan maut di GP Bahrain

30 November 2020 00:19 WIB
Suatu 'keajaiban' Grosjean lolos dari kecelakaan maut di GP Bahrain
Pebalap tim Haas Romain Grosjean dibantu berjalan setelah lolos dari kecelakaan maut di lap pembuka Grand Prix Bahrain, Sirkuit Internasional Bahrain, Sakhir. (29/11/2020) (ANTARA/Pool via Reuters/Hamad I Mohammed)
Romain Grosjean meloloskan diri secara 'ajaib' dari mobil Haas-nya yang terbelah dua dan diselimuti api ketika insiden kecelakaan di lap pertama Grand Prix Bahrain, Minggu.

Pebalap berusia 34 tahun asal Prancis itu mampu membebaskan diri dari puing-puing mobilnya dan menghindari api setelah mobilnya menabrak pagar pembatas dan kini dirinya mendapat penanganan medis di rumah sakit militer terdekat.

"Suatu keajaiban dia selamat," kata juara dunia 1996 asal Inggris Damon Hill kepada Sky TV.

Baca juga: Grosjean lolos dari kecelakaan maut di lap pembuka Grand Prix Bahrain

Delegasi medis FIA Ian Roberts langsung berlari dan membantu Grosjean ketika para marshal berupaya memadamkan api yang melahap mobil di pinggir trek.

Benturan itu diketahui memiliki gaya gravitasi lebih dari 50G, demikian juru bicara FIA seperti dikutip Reuters.

"Kami belum pernah melihat hal seperti itu sejak kecelakaan Gerhard di Imola beberapa tahun silam," kata Hill, mengacu ke kecelakaan yang menusuk tangki bahan bakar mobil Ferrari Gerhard Berger pada 1989.
 
Juru bicara tim Haas mengatakan Grosjean mengalami luka bakar ringan di tangan dan pergelangan kakinya serta kemungkinan patah tulang rusuk.

Rekaman ulang menunjukkan Grosjean, yang bakal berpisah dengan timnya akhir tahun ini, berjalan dengan terpincang-pincang.

Balapan seri ke-15 musim 2020 itu tertunda selama satu jam 20 menit karena para pekerja harus membersihkan puing-puing dari trek dan membenahi pagar pembatas.

Baca juga: Hamilton raih pole position ke-98 sepanjang kariernya di Bahrain

Lewis Hamilton, yang telah mengunci gelar juara dunia ketujuhnya, terkejut melihat rekaman ulang kecelakaan itu.

"Saya sangat bersyukur Romain selamat. Wow... resiko yang kami ambil ini bukan lelucon, bagi mereka yang di luar sana yang lupa bahwa kami menempatkan nyawa kami sebagai taruhan untuk olahraga ini dan untuk apa yang kami cinta lakukan," kata Hamilton di Twitter.

"Terima kasih kepada FIA atas langkah besar yang telah kita lakukan agar Romain terhidar dari hal itu dengan selamat."


Peran halo

Kematian pebalap Formula 2 Anthoine Hubert di Grand Prix Belgia tahun lalu menjadi insiden fatal pertama di balapan F1 sejak meninggalnya pebalap Brazil Ayrton Senna dan pebalap Austria Roland Ratzenberger di Grand Prix San Marino 1994.

Jules Bianchi mengalami cedera serius di kepalanya menyusul kecelakaan di Grand Prix Jepang pada Oktober 2014. Sang pebalap Prancis akhirnya meninggal dunia pada Juli di tahun berikutnya.

Hill mengatakan halo, perangkat pelindung kepala yang terpasang di mobil F1 sejak 2018, sepertinya memiliki peran penting menyelamatkan Grosjean dari cedera serius dan kepala tim Haas Guenther Steiner sependapat dengan itu.

"Apa yang kalian lihat terjadi di luar sana, jika kalian melihat pembatasnya robek, itu luar biasa," kata Steiner.

"Saya rasa kami beruntung dengan menjadi tidak beruntung... kami lolos dari itu, saya rasa," kata Steiner yang juga berterima kasih atas kesigapan para marshal dan petugas keselamatan.
 
Pengemudi mobil medis Alan van der Merwe, ketika tiba di tempat kejadian, mengatakan dia perlu waktu untuk memproses apa yang terjadi.

"Saya yakin itu hanya satu detik tapi terasa lama sekali. Dan kemudian Romain keluar sendiri dari mobilnya yang cukup luar biasa setelah kecelakaan seperti itu," kata van der Merwe.

"Halo, pagar pembatas, sabuk pengaman, semuanya bekerja dengan semestinya. Tanpa salah satu hal itu maka kejadiannya akan berbeda."

Baca juga: Verstappen berharap degradasi ban bantu atasi Mercedes di GP Bahrain

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020