• Beranda
  • Berita
  • Nikkei berakhir turun namun raih kenaikan bulanan terbesar 27 tahun

Nikkei berakhir turun namun raih kenaikan bulanan terbesar 27 tahun

30 November 2020 14:54 WIB
Nikkei berakhir turun namun raih kenaikan bulanan terbesar 27 tahun
Sejumlah orang berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan rata-rata Nikkei Jepang di luar broker, Tokyo, Jepang. ANTARA/REUTERS/Toru Hanai/am.

Berita ini telah mendorong saham Jepang sebagian besar lebih tinggi ... ke kinerja yang luar biasa bulan ini

Saham-saham Tokyo ditutup lebih rendah pada Senin, tetapi membukukan kenaikan bulanan terbesar dalam hampir 27 tahun, ketika optimisme atas kemajuan dalam pengembangan vaksin COVID-19 dan ketidakpastian seputar pemilihan AS yang memudar meningkatkan minat terhadap aset berisiko.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terpangkas 211,09 poin atau 0,79 persen, dari penutupan Jumat (27/11/2020), menjadi mengakhiri perdagangan di 26.433,62 poin, menghentikan kenaikan empat sesi berturut-turut. Namun indeks Nikkei mengalami lonjakan 15 persen pada November, kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 1994.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo berakhir 31,60 poin atau 1,77 persen lebih rendah, menjadi menetap di 1.754,92 poin, juga menandai bulan terbaiknya sejak April 2013.

Pasar global didominasi oleh lonjakan risk appetite atau selera risiko bulan ini karena kemenangan kepresidenan AS Joe Biden dan berita menjanjikan seputar tingkat kemanjuran vaksin.

"Berita ini telah mendorong saham Jepang sebagian besar lebih tinggi ... ke kinerja yang luar biasa bulan ini," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, mencatat bahwa harapan untuk normalisasi aktivitas ekonomi semakin mendorong sentimen investor.

Ekuitas Jepang memulai perdagangan dengan dengan catatan yang kuat, setelah Wall Street berakhir lebih tinggi minggu lalu, tetapi jatuh ke wilayah negatif karena tekanan jual untuk ambil untung dan penyesuaian akhir bulan.

Dolar yang jatuh menjadi 103,85 terhadap yen Jepang, juga memberikan hambatan bagi saham-saham berorientasi ekspor, kata para analis.

Sektor penerbangan dan transportasi darat terpukul, masing-masing jatuh 3,59 persen dan 2,29 persen, karena meningkatnya jumlah kasus virus corona domestik.

ANA Holdings turun sebanyak 1,4 persen sebelum ditutup 0,89 persen lebih rendah, setelah maskapai tersebut mengatakan pada Jumat (27/11/2020) akan menerbitkan saham baru untuk menghimpun dana 3,2 miliar dolar AS.

Baca juga: Saham Tokyo beragam setelah Wall Street naik dan Nikkei terlalu panas
Baca juga: Bursa Tokyo ditutup naik terangkat saham real estat, teknologi tinggi

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020