Swiss terlebih dahulu membuka resor ski mereka dan Austria berencana mengikutinya. Sementara Jerman, Italia dan Prancis menutup layanan pendakian guna memperlambat pandemi.
WHO mengimbau menunda perjalanan liburan yang tidak perlu dan menyoroti risiko yang mengintai di kerumunan bandara atau di restoran dan gondola yang sempit. Pihaknya tidak memberikan rekomendasi khusus mengenai apakah negara-negara sebaiknya mengizinkan olahraga salju musim dingin ini.
Badan PBB itu malah mengatakan negara-negara harus menetapkan "prosedur berbasis risiko", memutuskan kegiatan mana yang dapat dilanjutkan dan yang ditunda, dan seandainya memang tidak bisa ditunda, bagaimana mereka dapat dilakukan secara aman guna meminimalisir infeksi baru.
Mengizinkan resor ski beroperasi akan berdampak jauh melampaui bermain ski itu sendiri, kata Mike Ryan, pakar kedaruratan WHO, kepada awak media.
"Banyak orang yang tidak akan terinfeksi ketika meluncur bermain ski. Masalah yang sebenarnya yakni muncul di bandara, bus, dan lift ski - titik jepit dalam pengalaman ski, di mana banyak orang yang berkumpul," ucap Ryan.
"Kami akan meminta agar semua negara melihat musim ski dan alasan lain untuk pertemuan massal dan memperhatikan secara benar risikonya."
Pemerintah Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin meminta negara anggota Uni Eropa untuk tidak mengacaukan pembatasan kontak dengan membiarkan ski awal musim, kondisi yang jauh berbeda dengan Swiss, di mana resor daratan tinggi mereka telah dibuka selama beberapa pekan, dengan mengharuskan pemakaian masker di dalam lift.
Kanselir Austria Sebastian Kurz akan mengizinkan aktivitas ski dalam beberapa pekan mendatang, sementara Prancis masih menutup lift selama Natal dan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan bahwa "liburan salju" kemungkinan tidak diizinkan.
Sumber: Reuters
Baca juga: China diyakini beri vaksin COVID-19 untuk Kim Jong Un dan keluarganya
Baca juga: PM Kroasia Andrej Plenkovic positif corona
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020