Pemerintah menyerap dana sebesar Rp25,6 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana yang terakhir untuk tahun 2020 dengan penawaran masuk mencapai Rp94,3 triliun.Fokus investor pada lelang kali ini terlihat cukup besar pada SUN tenor panjang. Incoming bids terbesar pada tenor 10-20 tahun mencapai 68,4 persen dari total incoming bids
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan di Jakarta, Selasa, mengatakan minat investor tetap tinggi dalam lelang SUN, meski terdapat kekhawatiran atas peningkatan kasus COVID-19.
"Fokus investor pada lelang kali ini terlihat cukup besar pada SUN tenor panjang. Incoming bids terbesar pada tenor 10-20 tahun mencapai 68,4 persen dari total incoming bids," katanya.
Ia menambahkan penawaran masuk yang mencapai Rp94,3 triliun merupakan bids to cover ratio sebesar 3,68 kali. Capaian tersebut berada di atas rata-rata penawaran masuk dan bids to cover ratio tahun 2020 (yaitu Rp74,17 triliun dan 3,43 kali).
Baca juga: Penawaran tinggi bantu penyerapan dana Rp24,6 triliun dari lelang SUN
Selain itu pada triwulan IV-2020 penawaran masuk di lelang perdana SUN cenderung menguat dengan rata-rata sebesar Rp79,57 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penawaran masuk triwulan III-2020 sebesar Rp69,52 triliun.
Deni memastikan imbal hasil yang dimenangkan pada lelang SUN juga tercatat menguat dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang turun sebesar 7-20 bps.
"Sedangkan apabila dibandingkan dengan lelang pertama di tahun 2020, terdapat penurunan yield SUN yang sangat signifikan mencapai 58-131 bps," ujarnya.
Hasil lelang SUN pada lelang kali ini mencakup seri SPN12211202 dengan jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,8 triliun, serta imbal hasil rata-rata tertimbang 3,19625 persen.
Baca juga: Kemenkeu: Lelang SUN sempat terpengaruh "wait & see" hasil Pilpres AS
Penawaran untuk seri ini mencapai Rp1,46 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 3,19 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,35 persen.
Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,06768 persen.
Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp11,74 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 5,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,8 persen.
Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,07655 persen.
Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp23,23 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,15 persen.
Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,62693 persen.
Baca juga: Lelang SUN serap Rp32,75 triliun dipengaruhi membaiknya pasar domestik
Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp19,29 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,6 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,7 persen.
Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,89641 persen.
Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp22 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,86 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,01 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,13997 persen.
Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp15,23 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,12 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,25 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk SPN12210304 karena minimnya minat investor pada tenor jangka pendek dengan sedikitnya penawaran yang masuk Rp1,46 triliun.
Baca juga: Pemerintah serap Rp26,1 triliun dari lelang SUN
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020