Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo bertolak ke Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninjau pengungsian sekaligus memberikan dukungan penanganan kepada masyarakat serta pemerintah daerah setempat dalam menghadapi erupsi Gunung Ili Lewotolok.Kepala BNPB juga akan memberikan bantuan 1.200 paket tambahan gizi, 1.200 paket lauk pauk, 1.200 makanan siap saji, 200 ribu masker kain, 4.000 matras dan 5.500 lembar selimut
Pada laman BNPB yang dikutip di Jakarta, Rabu dini hari, disebutkan bahwa Doni Monardo bertolak dari Jakarta pada Selasa (1/12) malam pukul 20.00 WIB dan tiba di Kupang, NTT pukul 24.00 WITA.
Setibanya di Kupang, Doni beserta rombongan disambut oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.
Dari Kupang, Doni dijadwalkan melanjutkan kunjungan kerja menuju posko penanganan darurat dan pengungsian di Kabupaten Lembata menggunakan helikopter BNPB pada Rabu (2/12).
Turut serta dalam rombongan antara lain anggota Komisi VIII DPR M Ali Taher, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi, Plt. Dir. Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB Abdul Muhari, Kabid Mitigasi Gunung PVMBG Hendra Gunawan, Tenaga Ahli BNPB, serta Perwakilan dari Kementerian Sosial dan staf BNPB.
Disebutkan bahwa kunjungan tersebut merupakan wujud hadirnya negara di tengah masyarakat untuk memberikan dukungan dan pelayanan yang terbaik.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, maka pelayanan publik yang baik adalah ketika pemerintah beserta pejabatnya mampu melindungi jiwa masyarakat.
“Pelayanan publik yang baik adalah ketika negara hadir dan pemerintah beserta pejabatnya mampu melindungi jiwa masyarakat," kata Doni.
“Salus Populi Suprema Lex, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” tambahnya.
Selain mengunjungi pengungsian, Kepala BNPB juga akan memberikan dukungan penanganan erupsi Gunung Ili Lewotolok berupa bantuan lima unit tenda pengungsi, dua "flexible tank", 2.000 paket "family kit", 200 sandang, 500 perlengkapan bayi, 1.200 paket tambahan gizi, 1.200 paket lauk pauk, 1.200 makanan siap saji, 200 ribu masker kain, 4.000 matras dan 5.500 lembar selimut.
Sebagian paket bantuan tersebut dibawa langsung dari gudang logistik BNPB menggunakan pesawat yang ditumpangi Kepala BNPB beserta rombongan pada saat keberangkatan.
Selanjutnya, bantuan lainnya akan dikirimkan pada hari berikutnya menggunakan pesawat menuju Kupang dan dilanjutkan melalui jalur darat serta penyeberangan laut.
Sebelumnya, Gunung Ili Lewotolok dilaporkan erupsi pada Minggu (29/11) pada pukul 09.45 WITA dengan kolom abu teramati hingga kurang lebih 4.000 meter dari puncak gunung.
Dengan adanya peningkatan aktivitas gunung api tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunungapi (PVMBG) menetapkan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau siaga.
Atas peristiwa tersebut sebanyak 5.830 jiwa telah dievakuasi ke 20 titik pengungsian.
Adapun lokasi pengungsian warga tersebut meliputi Kantor Bupati Lama sebanyak 576 jiwa, Parak Walang 456 jiwa, Aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279 jiwa, Desa Tapolangu 287 jiwa, Aula Kopdit Ankara 169 jiwa, SMPN I Nubatukan 160 jiwa, Pasar Lamahora 112 jiwa, SDI Lewoleba 82, Aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, Aula Selandoro 50 dan BKD PSDM 46 jiwa.
Selanjutnya, pengungsian juga dilakukan di beberapa rumah warga yang tersebar di beberapa desa, seperti Lewoleba Timur 1.042 jiwa, Selandoro 1.015, Lewoleba Selatan 467, Lewoleba 347, Lewoleba Barat 286, Lewoleba Tengah 286 dan Lewoleba Utara 105.
Baca juga: BNPB kembangkan aplikasi cek posisi untuk Gunung Ili lewotolok
Baca juga: 6.237 warga Lembata sudah dievakuasi dari KRB Gunung Ili Lewotolok
Baca juga: ASDP: Layanan penyeberangan Kupang-Lembata normal
Baca juga: Pemkab Lembata tetapkan status darurat bencana
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020