• Beranda
  • Berita
  • Indonesia targetkan punya prototipe sistem pemantauan radiasi 2024

Indonesia targetkan punya prototipe sistem pemantauan radiasi 2024

2 Desember 2020 18:25 WIB
Indonesia targetkan punya prototipe sistem pemantauan radiasi 2024
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro saat membuka Rapat Kerja Kemenristek/BRIN di Yogyakarta, Jumat. ANTARA/Luqman Hakim.

Pada akhir 2024, prototipe sistem pemantauan radiasi intelijen siap untuk diuji dan dioperasikan

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia menargetkan dapat menghasilkan prototipe sistem pemantauan cerdas untuk memantau radiasi pada akhir 2024.

"Pada akhir 2024, prototipe sistem pemantauan radiasi intelijen siap untuk diuji dan dioperasikan," kata Menristek Bambang dalam simposium virtual dalam rangkaian perayaan HUT Batan 2020 di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Menristek dalam Simposium Bersama Indonesia-Jepang tentang Riset dan Pengembangan, Keselamatan dan Pendidikan tentang Nuklir (Indonesia-Japan Joint Symposium on Nuclear Research and Development, Safety and Education).

Baca juga: Bapeten diminta instensifkan pemantauan radiasi di lingkungan

Bambang menuturkan dengan meningkatnya kegiatan pemanfaatan radiasi, teknologi nuklir dan zat radioaktif di Indonesia, maka diperlukan suatu sistem pemantauan tingkat radiasi nasional yang terintegrasi untuk keselamatan dan keamanan nuklir.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan mengatakan salah satu Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 di bidang industri adalah sistem terintegrasi pemantauan radiasi luas nasional.

Baca juga: Perumahan Batan Indah bersih dan aman dari radiasi

Batan merupakan koordinator nasional untuk mengeksekusi Prioritas Riset Nasional itu.

Pada dasarnya sasaran kegiatan adalah untuk menginovasi berbagai jenis sistem pemantauan radiasi seperti Radiological Data Monitoring Systems (RDMS), radiation portal monitor (RPM) dan detektor radiasi bergerak.

Selain itu, akan dikembangkan sistem komunikasi berbasis informasi teknologi untuk menghubungkan semua detektor dan mengumpulkannya pada basis data yang akan dioperasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Baca juga: Menristek: Paparan radiasi di Perumahan Batan Indah turun signifikan

Baca juga: Menristek: Butuh hampir 3.000 SDM iptek nuklir untuk Indonesia maju


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020