"Diskriminatif dan stigma negatif memang masih ada, oleh sebab itu kita harus berjuang secara kolektif karena ini tidak mudah," kata dia di sela-sela kegiatan puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional 2020 di Jakarta, Kamis.
Meskipun cukup berat untuk menciptakan kesadaran masyarakat agar tidak ada diskriminatif dan stigma negatif, Juliari mengingatkan semua pihak tidak boleh menyerah begitu saja.
Sebab, para penyandang disabilitas merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dengan komponen masyarakat lainnya. Harapannya, penyadang dusabilitas di Tanah Air tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dalam pembangunan nasional.
"Jadi bagaimana teman-teman disabilitas ini juga menjadi aset untuk kemajuan bangsa," kata Ari sapaan akrab Mensos ke-30 tersebut.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Gufron Sakaril menyayangkan hingga kini masih ada stigma negatif dan diskriminatif yang dialamatkan kepada para penyandang disabilitas.
"Menghilangkan stigma negatif dan diskriminatif merupakan tanggung jawab kita semua," kata dia.
Upaya penghapusan diskriminatif dan stigma negatif tersebut tidak bisa hanya dibebankan kepada pegiat disabilitas, dunia usaha, akademisi atau pemerintah saja. Namun, semua elemen masyarakat harus berperan aktif.
"Masalah disabilitas jelas tidak akan pernah selesai oleh satu pihak saja, sebab ini merupakan isu lintas sektoral," ujar dia.
Secara umum setiap penyandang disabilitas sama dan setara dengan orang-orang normal lainnya. Mereka juga memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama seperti masyarakat lainnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020