• Beranda
  • Berita
  • Dokter: Kelelahan kronik salah satu gejala "Long COVID"

Dokter: Kelelahan kronik salah satu gejala "Long COVID"

3 Desember 2020 17:24 WIB
Dokter: Kelelahan kronik salah satu gejala "Long COVID"
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Agus Dwi Susanto menjelaskan fenomena Long COVID pada penyintas COVID-19 salam dialog yang digelar Satgas COVID-19 di Jakarta, Kamus (3/12/2020). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Agus Dwi Susanto mengatakan kelelahan kronik menjadi salah satu gejala yang dialami penyintas COVID-19 yang terkena fenomena Long COVID.

"Hasil publikasi di Inggris, Amerika Serikat dan China, sebagian besar merasakan kelelahan kronik. Lemah, letih. Di Inggris 60 persen mengalami itu," kata Agus dalam dialog "Mewaspadai Efek Jangka Panjang COVID-19", di Media Center Gedung BPNB yang diakses di Jakarta, Kamis.

Selain itu, ia mengatakan mereka juga ada yang mengalami sesak nafas atau nafas berat. Setidaknya 42 persen pasien yang sudan sembuh dari COVID-19 dan mengalami Long COVID merasakan hal itu.

Menurut dia, ada pula yang merasakan nyeri sendi, nyeri otot, bahkan gejala depresi, gejala sakit pada perut, gangguan perasa dan pembau.

Istilah Long COVID, menurut dia, cukup marak akhir-akhir ini dibahas praktisi kesehatan yang sebelumnya sempat pula ramai membahas soal Post COVID Syndrome.

Long COVID banyak diartikan suatu kondisi atau gejala yang muncul pada pasien yang sembuh dari COVID-19 berdasarkan hasil tes usap yang negatif dan bisa terjadi berminggu-minggu, bahkan mencapai bulanan. Gejala itu, mulai dari kelelahan, sesak nafas, jantung berdebar, nyeri sendi, nyeri otot, bahkan hingga depresi.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Dr dr Isman Firdaus mengatakan pasien yang sembuh dari COVID-19 memang perlu harus dikawal kesehatannya. Kalau masih merasakan capek, maka perlu dipantau apakah fungsi jantungnya masih bagus.

"Di rumah bisa mulai olahraga lagi, jalan kaki, bersepeda ringan, sehingga otot jantung lebih nyaman dalam kondisi olahraga dan otot dilatih. Tentu jika stres tinggi, adrenalin tinggi, maka beban jantung berat," ujar dia.

Ia menyarakan penyintas COVID-19 untuk melakukan pengecekan ke dokter jika memang dalam satu bulan masih merasakan lelah atau capek. "Tapi kalau seminggu atau dua minggu sudah baik kondisinya, olahraga bisa ditingkatkan," katanya.

Sementara dari sisi konsumsi makanan tentu harus yang empat sehat lima sempurna, kata Isman. Porsi sayur dan buah harus lebih banyak ditambah protein dan lain-lain.

​​​​​​​"Sebisa mungkin setop merokok karena berbahaya bisa re-COVID," ujar dia.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020