Kepala BDPD PALI Junaidi Anwar, Kamis, mengatakan bayi itu termasuk 469 kepala keluarga yang terdampak banjir di sembilan RT di Kecamatan Talang Ubi akibat tingginya intensitas hujan pada Kamis dinihari.
"Kecamaan Talang Ubi memang langganan banjir," ujarnya dihubungi dari Palembang.
Menurut dia, curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi mulai pukul 03.00 WIB hingga 06.30 WIB, dampaknya air sungai yang mengalir sepanjang Kecamatan Talang Ubi meluap ke jalan dan masuk ke pemukiman warga.
Baca juga: ACT Sumsel latih relawan hadapi bencana musim hujan 2020
Baca juga: Kecamatan berpotensi longsor di Sumsel meningkat
Banjir menggenangi rumah warga di lima kelurahan, yakni Talang Ubi Timur setinggi 60-90 centimeter, Handayani Mulya setinggi 30 centimeter, Talang Ubi Selatan setinggi 70 centimeter, Talang Ubi Utara setinggi 70 centimeter, dan Talang Ubi Barat setinggi 90 centimeter.
Beruntung tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan rumah dari peristiwa banjir tersebut, hanya ada dua kepala keluarga yang terpaksa mengungsi karena tingginya air yang masuk ke dalam rumah.
Selain mendata warga terdampak dan kerugian materi, BPBD PALI menyiagakan posko siaga banjir jika terdapat warga yang perlu dievakuasi.
"Kami juga ingatkan ke orang tua agar anak-anak tidak mandi di genangan banjir karena bisa membahayakan," kata Junaidi menambahkan.
Sementara BMKG meminta masyarakat lebih waspada karena wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) bersiap memasuki puncak musim hujan yang akan mulai pada dasarian II atau pertengahan Desember 2020.*
Baca juga: Walhi Sumsel minta pemda antisipasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Walhi Sumsel: Patuhi RTRW antisipasi bencana hidrometeorologi
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020