Inggris pada Rabu (2/12) menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer Inc, mengungguli seluruh dunia dalam perlombaan untuk memulai program vaksinasi massal paling penting dalam sejarah.
Sharma mengatakan dia yakin produksi pertama 800.000 dosis akan mulai diluncurkan minggu depan. Tetapi, ia tidak akan memberikan angka pasti tentang berapa banyak yang akan didapat Inggris sebelum akhir Desember.
"Kita mulai awalnya dengan 800.000 (dosis) dan kemudian mari kita lihat di mana posisi kita pada akhir tahun dalam hal jumlah yang kita peroleh. Itu akan tergantung pada manufaktur," kata Sharma di Sky News.
"Saya berharap kita akan mendapat jutaan (dosis) pada akhir tahun ini, tetapi tentu saja yang selalu kami katakan adalah bahwa sebagian besar program vaksinasi ini akan berlangsung pada tahun baru."
Pada November, Inggris mengatakan pihaknya memperkirakan sudah akan mendapat 10 juta dosis suntikan pada 2020, tetapi pemerintah menyebutkan kecepatan peluncuran vaksin akan bergantung pada pengiriman.
Inggris telah memesan 40 juta dosis secara keseluruhan yang cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang.
Negara itu telah menggunakan proses persetujuan darurat untuk mendahului Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam rencana peluncuran vaksin.
Pakar penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci pada Kamis (3/12) meminta maaf karena meragukan ketelitian regulator Inggris yang menyetujuinya. Fauci mengatakan dia percaya pada kualitas pekerjaan mereka.
Sharma mengatakan bahwa Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) adalah "standar emas" dalam industri.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris restui vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, pertama di dunia
Baca juga: Malaysia diperkirakan terima vaksin Pfizer pada kuartal pertama 2021
Baca juga: Erick ungkap alasan Indonesia tidak beli vaksin Covid Pfizer-Moderna
Ini jumlah vaksin COVID-19 yang dibutuhkan Indonesia menurut Bio Farma
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020