Tim MER-C Indonesia Siap Tembus Blokade Gaza

22 Mei 2010 22:05 WIB
Bogor (ANTARA News) - Tim relawan kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" Indonesia yang saat ini sudah tiba di Istanbul, Turki telah siap bersama relawan 50 negara lain menembus blokade Israel atas Gaza dalam misi pelayaran "Flotilla to Gaza".

"Saat ini seluruh partisipan pelayaran sudah berkumpul di Istanbul, termasuk tim dari MER-C Indonesia," kata Ketua Presidium "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA, Sabtu malam.

Ia mengatakan, semua anggota Tim MER-C untuk Gaza yang berjumlah lima orang sudah berada di Istanbul sejak Kamis (20/5) dan akan ikut masuk ke Gaza bersama delegasi mancanegara lainnya.

Menurut Sarbini, ancaman Israel yang menyatakan akan menghadang bantuan untuk Palestina, bahkan akan mengebom konvoi kapal yang berlayar ke Gaza (Flotilla to Gaza) tak menyurutkan sedikit pun langkah dan persiapan yang dilakukan seluruh partisipan pelayaran.

Malahan, kata dia, organisasi IHH (Insani Yardim Vakfi), salah satu organisasi hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di Istanbul, menanggapi ancaman Israel tersebut dengan membeli satu lagi kapal kargo yang mampu menampung 4.400 ton barang sehingga total kapal yang akan berlayar ke Gaza sebanyak sembilan buah.

Pihaknya juga mendapatkan informasi dari relawan MER-C yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota tim dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, dan Muhammad Yasin, dipastikan tidak kurang 50 negara akan mengikuti "Flotilla to Gaza" tahun 2010 ini.

"Semua persiapan semakin intensif dilakukan dan rencana pelayaran tetap akan dimulai sesuai jadwal," katanya dan menambahkan bahwa rencananya pada Selasa (25/5) semua kapal akan beriringan memulai pelayaran dari Turki melalui Laut Tengah, dan mencoba menembus blokade Israel untuk menuju tanah Gaza.

Sementara itu, anggota Presidium MER-C Indonesia dr Joserizal Jurnalis, SpOT menambahkan bahwa Gaza hanya satu-satunya negara di dunia yang masih terblokade dan PBB bahkan tidak mampu untuk membuka blokade tersebut.

"Dengan pelayaran ini, kita akan memberi gambaran dan membuka mata dunia bahwa telah terjadi kezaliman dan penindasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap suatu negara," katanya.

Gerakan "Flotilla to Gaza" adalah salah satu gerakan protes kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah. Sejumlah tokoh, pegiat HAM dan relawan dari berbagai negara dan LSM tergabung dalam gerakan kemanusiaan untuk menghentikan blokade Gaza dan melihat warga Gaza bisa hidup bebas dan merdeka seperti warga dunia lainnya.

Sekjen UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees), John Ging menyatakan bahwa "Flotilla to Gaza" 2010 adalah sebuah aksi yang terdapat di dalamnya "Sebuah kesadaran akan tanggung jawab yang sudah seharusnya diemban oleh komunitas internasional dalam rangka menentang lokade ilegal yang telah dilakukan oleh Israel terhadap Gaza."

John Ging juga menyerukan kepada semua pihak untuk sedapat mugkin mendukung dan ikut serta berpartisipasi dalam gerakan tersebut. (*)

(L.A035*KR-LR/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010