Menurut siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Minggu pukul 06.00 WIB Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 km.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam siaran pers BNPB menyebutkan bahwa Gunung Semeru juga mengalami beberapa letusan.
"Letusan teramati pertama kali dengan tinggi asap 400 meter dari puncak. Asap terpantau berwarna putih tebal dan condong mengarah ke utara. Letusan berikutnya dengan tinggi kolom hingga 500 meter di atas puncak. Asap putih tebal masih condong mengarah ke utara," katanya.
"Sedangkan guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur hingga 500 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah tetap siaga dan terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Pada Sabtu (5/12) sekitar pukul 23.36 WIB, Gunung Semeru juga meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan dan mendorong 172 warga pada Minggu sekitar pukul 01.06 WIB mengungsi ke gedung SD Supiturang 4.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, serta Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Di Desa Supiturang, tempat pengungsian disiapkan di SDN 4 Supiturang, SDN Sumberwuluh, Pos pantau Gunung Sawur, dan Posko Bencana Balai Desa Supiturang.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau waspada.
PVMBG meminta warga tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak dan jarak empat kilometer dari arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai dampak awan panas guguran serta aliran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Baca juga:
BPBD Lumajang imbau warga waspadai banjir lahar dingin Gunung Semeru
Gunung Semeru masih luncurkan guguran lava pijar
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020