Tim besutan Dick Advokaat itu bergeming di posisi empat dengan koleksi 23 poin. Seandainya saja menang, maka perbedaan poin dengan Ajax hanya tinggal terpaut dua angka.
Sementara Heracles masih tertahan di posisi 13 dengan raihan sembilan poin, demikian catatan resmi Liga Belanda.
Baca juga: Twente hentikan catatan kemenangan beruntun Ajax
Baca juga: Dick Advokaat pensiun akhir musim ini
Secara statistik Feyenoord memegang kendali permainan. Sedikitnya 20 percobaan tendangan dilepaskan, di mana tujuh di antaranya tepat mengarah ke gawang. Berbanding terbalik dengan Heracles, sepanjang laga hanya melepaskan empat percobaan tendangan.
Meski bertindak sebagai tim tamu, Heracles mampu menciptakan dua peluang berbahaya di awal-awal laga. Sayang, sepakan Lucas Schoofs dan Rai Vloet masih bisa diamankan kiper Nick Marsman.
Tak lama setelah serangan itu, Feyenoord hampir saja memecah kebuntuan jika saja sepakan Tyrel Malacia tak membentur mistar gawang. Begitu pula dengan sepakan Nicolai Jorgensen yang masih berada tepat di pelukan kiper Janis Blaswich.
Memasuki paruh kedua, gelandang tuan rumah Jens Toornstra hampir menjebol gawang Blaswich. Namun sepakannya di sudut sempit menerima umpan Nicolai Jorgensen menyamping tipis di sisi kanan gawang Heracles.
Heracles patut berterima kasih pada penjaga gawangnya yang tampil gemilang di bawah mistar. Ia mampu menahan serangan bergelombang tuan rumah.
Feyenoord juga seharusnya bisa memanfaatkan keunggulan jumlah pemain sejak menit ke-66, seusai penyerang Heracles Sinan Bakis mendapat kartu kuning kedua dalam pertandingan itu. Akan tetapi hingga laga usai skor 0-0 tetap bertahan.
Hasil imbang ini tentu sangat mengecewakan bagi Feyenoord yang pada tengah pekan nanti akan menghadapi partai hidup mati melawan Wolfsberger di Liga Europa untuk mendampingi Dinamo Zagreb di 32 besar.
Baca juga: Vitesse buang peluang ke pucuk Liga Belanda setelah dibekuk PEC Zwolle
Baca juga: Fortuna Sittard akhirnya raih kemenangan perdana musim ini
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020