"Sejumlah 18.000 lebih warga harus mengungsi ke meunasah (mushalla) dan titik aman lainnya karena rumahnya sudah terendam banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Sunawardi dalam laporan kondisi terakhir di Banda Aceh, Senin.
Baca juga: Seratusan sekolah di Aceh Timur terendam banjir, semester ditunda
Dia menjelaskan akibat curah hujan intensitas tinggi selama dua hari lalu menyebabkan air sungai (krueng) Keureuto dan Krueng Peuto yang melintas sejumlah kecamatan meluap ke pemukiman penduduk.
Akibatnya banjir mengepung 87 desa di 23 kecamatan Kabupaten Aceh Utara sejak Jumat (4/12) lalu. Akses jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Matangkuli kabupaten setempat juga lumpuh.
"Bahkan akibat bendungan Krueng Pase jebol, lebih 3.000 hektare sawah terancam gagal panen. Sedangkan di Gampong Leubok Mane, Kecamatan Langkahan salah satu warga patah tulang akibat tumbang pohon dan sudah dirujuk ke rumah sakit," katanya.
Menurut Sunawardi pihaknya telah bertolak ke Aceh Utara untuk menyalurkan bantuan bantuan masa panik, lengkap dengan perahu polyetilen lengkap, logistik pangan dan dan sandang.
Baca juga: Korban banjir di Aceh Utara diberikan bantuan masa panik
Tim BPBA turut membantu tim TRC BPBD Aceh Utara melakukan evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
"BPBA telah mengirim juga dua unit boat polyethilen dan mesinnya untuk membackup evakuasi korban yang terjebak banjir," katanya.
Sementara itu, Kepala BPBD Aceh Utara Amir Hamzah mengatakan empat perahu karet disiagakan di pusat Kota Lhoksukon, Aceh Utara. Ia juga meminta pengguna jalan Banda Aceh-Medan agar berhati-hati karena ketinggian air pada badan jalan telah mencapai 1-2 meter.
Muspika dan perangkat gampong dapat melapor secara kontinyu perkembangan dan meminta tim BPBD yang bertugas terus memantau lokasi, kewaspadaan dan koordinasi guna membangun kerjasama seluruh instansi terkait penanganan bencana banjir ini, katanya.
Baca juga: Hampir 10.000 warga Aceh Timur mengungsi akibat banjir
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020