"Dari belasan guru yang positif COVID-19 tersebut, tiga orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, selebihnya menjalani isolasi mandiri," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan belum semua guru yang mengikuti tes usap tenggorokan hasilnya diketahui karena hingga kini baru 30 orang yang hasilnya diketahui.
Baca juga: Sulut ketambahan 105 kasus positif COVID-19, Kota Manado terbanyak
Tes usap tenggorokan terhadap 43 guru tersebut merupakan hasil penelusuran kontak, setelah ada tiga guru SMP setempat yang meninggal positif COVID-19, meskipun pada perkembangannya ada penambahan guru yang meninggal akibat virus corona.
Selain penelusuran kontak tidak hanya di lingkungan SMPN 3 Jekulo, tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kudus juga melakukan penelusuran kontak terhadap anggota keluarga dari masing-masing guru yang meninggal tersebut guna memastikan ada tidaknya penularan di lingkungan keluarga.
Atas peristiwa tersebut, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus menginstruksikan sekolah setempat untuk menghentikan sementara aktivitas belajar mengajarnya sambil menunggu hasil tes usap tenggorokan.
Sementara pihak sekolah SMP 3 Jekulo memastikan tidak ada siswa yang kontak dengan guru tersebut di sekolahan karena pembelajaran dilaksanakan secara daring. ***3***
Baca juga: 244 pasien COVID-19 di Bangka dinyatakan sembuh
Baca juga: Dinkes Lampung catat penambahan 92 pasien sembuh
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020