Sebanyak 14 sekolah menengah pertama (SMP) baik Negeri dan Swasta di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin, menggelar simulasi sistem pembelajaran blended learning yakni kombinasi proses belajar mengajar (PBM) melalui tatap muka di sekolah dan daring di masa pandemi COVID-19.Yang mengajar juga guru-guru umurnya di bawah 50 tahun
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan, simulasi ini adalah persiapan untuk sekolah tatap muka dalam masa pandemi COVID-19. Sebelum sekolah tatap muka resmi berjalan, maka diawali dahulu dengan simulasi.
"Dengan harapan kami mendapatkan gambaran yang utuh apabila nanti sekolah dibuka dalam masa pandemi," kata Supomo saat meninjau simulasi PBM tatap muka di SMPN 1 Surabaya.
Supomo menjelaskan, ada ketentuan-ketentuan yang dibuat di dalam proses belajar mengajar tatap muka pada masa pandemi COVID-19 yakni, pelajar harus dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah mengikuti swab dengan hasil negatif. Ketentuan ini berlaku pula bagi para guru maupun seluruh tenaga pendidikan yang hadir di sekolah.
"Kemudian ada persetujuan oleh orang tua. Jadi mereka semua (pelajar) yang datang di sekolah tatap muka harus mendapat persetujuan dari orang tua. Kemudian ada persetujuan dari komite sekolah dan selebihnya sarana prasarana protokol kesehatan harus disiapkan dengan kalkulasi jumlah murid yang datang," ujarnya.
Dalam melaksanakan simulasi sekolah tatap muka ini, lanjut dia, pihaknya juga melibatkan lembaga yang peduli di bidang kesehatan dengan harapan mereka dapat memberikan masukan-masukan agar proses belajar tatap muka di sekolah berjalan lancar dan mencegah penyebaran COVID-19.
Menurut Supomo, simulasi belajar tatap muka di sekolah ini rencananya dilaksanakan mulai hari ini Senin (7/12) hingga 14 hari ke depan. Melalui simulasi ini, lanjut dia, pihaknya berharap mendapat gambaran yang utuh secara natural ketika siswa mengikuti pembelajaran di sekolah.
"Misalnya ketika anak-anak keluar dari kelas maupun ke kamar mandi, kemudian ketika mereka istirahat di kelas. Sehingga kita dapat gambaran, dan apa yang kita lakukan ini agar benar-benar bisa mengendalikan penyebaran COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Dilema sekolah tatap muka di Jakarta
Baca juga: PGRI sebut siswa ingin sekolah karena belajar daring kurang maksimal
Dalam simulasi yang berlangsung di hari pertama ini, Supomo menyebut, diikuti sebanyak 14 sekolah SMP negeri dan swasta yang tersebar di lima wilayah Surabaya yakni Surabaya Barat, Pusat, Utara, Selatan dan Timur. Jumlah pelajar yang mengikuti pun terbatas dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing sekolah.
"Jadi ini memang kita buat menyebar (lima wilayah Surabaya), agar kita mendapatkan gambaran kehadirannya mereka. Semuanya kelas IX, karena kami melihat mereka yang paling urgent untuk kemudian dilakukan sekolah tatap muka," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Surabaya Akhmad Suharto menyatakan, simulasi pembelajaran tatap muka di sekolahnya hari ini berjalan lancar. Seluruh siswa yang hadir dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah dilakukan swab dengan hasil negatif COVID-19.
"Alhamdulillah berjalan lancar, seluruh siswa dalam kondisi sehat. Sebelumnya telah di-swab oleh Pemkot Surabaya. Yang mengajar juga guru-guru umurnya di bawah 50 tahun," kata Suharto.
Ia mengatakan simulasi belajar tatap muka hari pertama ini diikuti sebanyak 18 pelajar kelas IX. Sementara bagi pelajar lain, mereka dapat mengikuti pembelajaran melalui daring di rumahnya masing-masing.
"Dari seluruh siswa kelas IX sebanyak 405 anak itu materinya sama, antara yang berada di rumah dan sekolah. Jadi siswa yang berada di rumah juga menerima pembelajaran yang sama," katanya.
Untuk mendukung pelaksanaan simulasi belajar tatap muka di sekolahnya, lanjut dia, pihaknya juga menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan, di antaranya pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun, bilik sterilisasi, tempat cuci tangan, penerapan jaga jarak di kelas, hingga akses jalan satu arah.
"Sarana dan prasarana (protokol kesehatan) sudah disiapkan Pemkot Surabaya. Hari ini mata pelajaran jam pertama 90 menit dan kedua 60 menit. Sementara ini tidak ada kendala apapun dan berjalan dengan lancar," katanya.
Baca juga: Menghitung hari menuju sekolah tatap muka
Baca juga: Merancang pembelajaran tatap muka
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020