Kemenparekraf merevitalisasi toilet di sejumlah destinasi wisata favorit di Bali agar memenuhi standar dan penerapan protokol kesehatan berdasarkan konsep Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE).Bali harus siap-siap menyambut wisatawan, baik yang datang dari udara, darat, dan laut. Pihak ASDP juga harus siap. Karena mobil juga akan banyak datang. Pasti nanti banyak yang menyeberang melanjutkan perjalanan lagi ke Denpasar
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari, Selasa, mengatakan pihaknya melakukan pemulihan destinasi wisata di Bali dengan menyentuh segala hal termasuk kebersihan seperti revitalisasi toilet.
"Bali harus siap-siap menyambut wisatawan, baik yang datang dari udara, darat, dan laut. Pihak ASDP juga harus siap. Karena mobil juga akan banyak datang. Pasti nanti banyak yang menyeberang melanjutkan perjalanan lagi ke Denpasar," kata Hari Sungkari.
Dalam kegiatan Revitalisasi Toilet di Jembrana, Selasa (8/12), Kemenparekraf juga memastikan Bali telah menerapkan CHSE.
Hari mengatakan masa libur akhir tahun sudah semakin dekat, artinya Bali harus siap menyambut wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Dijelaskan Hari, Kemenparekraf juga sedang menjajaki kemungkinan wisatawan mancanegara melalui penerbangan langsung dari Jepang dan China menuju Bali.
"Saat ini kita sedang membicarakan ‘travel bubble’ dengan beberapa negara. Yang sudah minta Eropa timur seperti Ukraina, Kazakhstan. Tapi ada yang minta lagi dari Amerika," ujarnya.
Namun, Hari mengingatkan pelaku pariwisata untuk tetap hati-hati dan terus menerapkan protokol kesehatan.
"Karena itu, kami sedang menyusun protokolnya. Seperti, wisatawan harus membawa PCR, dan alternatif setelah sampai di Denpasar harus karantina dulu. Kami sedang membandingkan mana prosedur yang tepat. Sehingga turis asing bisa mulai masuk ke Indonesia, khususnya Bali," ujarnya.
Oleh karena itu, Hari Sungkari meminta pelaku industri pariwisata Bali mempraktikkan dan menunjukkan bahwa protokol kesehatan benar-benar dijalankan dan dipatuhi.
"Kita harus tegas menjaga jarak. Sudah saatnya kita gaungkan ke destinasi wisata bahwa dengan menaati protokol kesehatan kita agar terjaga dari virus," ujarnya.
Sementara itu Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengatakan Kemenparekraf hadir untuk mendampingi untuk membangun keyakinan wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Kita harus meyakinkan wisatawan bahwa destinasi wisata sudah siap dan kita menerapkan protokol kesehatan yang ketat, bahkan hingga ke toilet," kata Wawan Gunawan.
Ditambahkannya, sesuai arahan Presiden, menteri, dan deputi, hadirnya Kemenparekraf menjadi nilai tambah buat Bali.
"Kita sama-sama bekerja untuk membangun destinasi yang betul-betul dinikmati yang berkelanjutan. Terapkan protokol kesehatan agar wisatawan bisa kembali datang ke Bali," katanya.
Program bertajuk Rebound dan Revitalisasi Destinasi Wisata di Bali itu dilakukan di sejumlah destinasi, seperti Kawasan ITDC meliputi Waterblow, Bali Collection, Pantai Samuh, Pantai Mengiat, Bali ART.
Kemudian Pantai Pandawa, Pantai Kuta, Uluwatu, DNA & Creative HUB, Pantai Sanur, Pura Campuhan, Tanah Lot, Desa Wisata Cau Blayu, Pura Pucak Geni, Desa Wisata Klecung, Taman Ayun, Air Terjun Nung Nung, Pura Lempuyang, Tirta Empul, dan Taman Ujung.
Ada pula Desa Wisata Panglipuran, Panelokan Batur Geopark, Air Panas Banjar, Danau Buyan, Pura Batu Kursi, Teluk Gilimanuk, Desa Wisata Blimbingsari, Goa Lawah, Desa Wisata Bakas, Museum Kertagosa, Goa Gajah, dan Desa Wisata Kerobokan.
Baca juga: Kemenparekraf promosi destinasi berprotokol CHSE di Lombok
Baca juga: Kemenparekraf buat famtrip promosi destinasi berprotokol CHSE di Bali
Baca juga: Kemenparekraf gelar Simulasi Protokol "CHSE Experience" di Yogyakarta
Baca juga: Menparekraf dorong hotel dan restoran di Labuan Bajo sertifikasi CHSE
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020