Akibatnya, kapal Quantum of the Seas tersebut terpaksa kembali ke pelabuhan, menurut keterangan otoritas.
Royal Caribbean dan Badan Pariwisata Singapura (STB) mengatakan semua tamu dan awak kapal Quantum of the Seas yang telah melakukan kontak dekat dengan seorang tamu pria 83 tahun, yang terinfeksi COVID-19, telah menjalani tes dengan hasil negatif.
Para penumpang dan awak kapal yang tersisa akan tetap berada di kamar masing-masing di atas kapal hingga pelacakan kontak selesai dilakukan, kata direktur bagian kapal pelayaran di STB, Annie Chang.
Chang juga menyebut semua penumpang akan menjalani tes COVID-19 yang diwajibkan sebelum meninggalkan terminal.
Sementara itu, pemberitahuan terbaru akan diberikan secara rutin kepada para penumpang dan makanan diantarkan langsung ke kamar mereka.
"Ini jelas bukan akhir perjalanan yang kami inginkan," seorang penumpang, Rizal Ramli, mengatakan kepada stasiun penyiaran lokal ChannelNewsAsia dari kapal, yang berlabuh di Singapura pada Rabu.
"Kami hanya disuruh menunggu di kamar kami dan mereka akan memberi kami pengumuman lebih lanjut."
'Pelayaran tanpa tujuan' oleh Royal Caribbean adalah salah satu pelayaran pertamanya sejak perusahaan menghentikan operasi global pada Maret karena virus corona.
Terdapat 1.680 tamu dan 1.148 anggota kru di dalamnya, sebagaimana dilaporkan surat kabar lokal Straits Times.
Industri kapal pesiar global telah terpukul keras oleh krisis akibat pandemi, dengan beberapa klaster besar paling awal ditemukan di kapal pesiar.
Dalam satu kasus pada Februari di lepas pantai Jepang, penumpang terjebak selama berminggu-minggu di atas kapal Diamond Princess dengan lebih dari 700 tamu dan awak terinfeksi.
Pelayaran Royal Carribbean tanpa tujuan dari Singapura dimulai minggu lalu dan hanya terbuka untuk penduduk Singapura. Kapal tidak singgah dan hanya berlayar tidak jauh dari negara-kota itu.
Kapal Quantum of the Seas kembali ke Singapura pada pukul 08.00 waktu setempat pada Rabu, sehari sebelum akhir pelayaran yang tadinya dijadwalkan berlangsung selama empat hari.
Penumpang yang terinfeksi telah melapor ke pusat medis di kapal dengan mengalami diare. Ia menjalani tes usap polymerase chain reaction (PCR) yang diwajibkan sebagai bagian dari protokol di dalam kapal.
Penumpang tersebut telah melakukan tes PCR COVID-19 wajib sebelum naik kapal, dan dinyatakan negatif, kata STB.
Kapal pesiar tersebut adalah bagian dari rencana Singapura untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang telah terpukul akibat virus corona jenis baru, yang telah menginfeksi lebih dari 67,7 juta orang di seluruh dunia dan membunuh 1.548.575 orang.
Singapura, yang mencatat lebih dari 58.000 kasus dan 29 kematian, telah melaporkan kurang dari segelintir infeksi lokal dalam beberapa pekan terakhir.
Kasus yang terjadi di kapal itu menjadi kemunduran berikutnya bagi Singapura, setelah rencana untuk membuka jalur perjalanan udara bebas karantina dengan Hong Kong bulan lalu ditunda pada jam-jam terakhir sebelum diberlakukan.
Bagian dari tindakan pencegahan dalam upaya memulai kembali kegiatan kapal pesiar di Singapura melibatkan pengujian pra-keberangkatan dan bagi para tamu untuk membawa alat pelacak kontak elektronik dan untuk menjaga jarak setiap saat.
Mereka yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi akan dikarantina atau ditempatkan di bawah pengawasan kesehatan, surat kabar Straits Times melaporkan dengan mengutip pemberitahuan dari kementerian kesehatan.
Sementara itu, para penumpang lainnya diminta untuk memantau kesehatan mereka sambil melanjutkan aktivitas rutin, termasuk pergi ke sekolah atau bekerja, dan menjalani tes usap di akhir periode pemantauan 14 hari.
Sumber: Reuters
Baca juga: CDC AS imbau semua orang hindari perjalanan kapal pesiar karena COVID
Baca juga: Pengusaha kapal pesiar sebut omzet wisata turun hingga 95 persen
Baca juga: Status karantina pesiar Diamond Princess dicabut
Rute wisata kapal pesiar ke Laut China Selatan kembali dilanjutkan
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020