• Beranda
  • Berita
  • Jerman pandang Indonesia inspirasi, model pengembangan Islam di Eropa

Jerman pandang Indonesia inspirasi, model pengembangan Islam di Eropa

10 Desember 2020 00:12 WIB
Jerman pandang Indonesia inspirasi, model pengembangan Islam di Eropa
Satu-satunya pembicara di luar Eropa Prof. Dr. Azyumardi Azra, yang diminta Kemlu Jerman memberikan masukan dalam program pelatihan bagi Imam di Eropa. ANTARA/KBRI.

Indonesia menjadi salah satu inspirasi dan model pengembangan Islam di Jerman dan Eropa karena negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini berhasil menerapkan Islam jalan tengah, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jerman.

Pernyataan itu disampaikan Dubes dan Kabid Urusan Keagamaan dan Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Jerman Dr.Volker Berresheim dalam satu webinar di Frankfurt awal pekan ini, kata Pensosbud KBRI Berlin Hannan Hadi kepada Antara London, Rabu.

"Kita patut belajar dari Indonesia bagaimana Islam dikembangkan dan diajarkan di berbagai jenjang pendidikan," katanya seperti dikutip Hannan Hadi dalam webinar tentang pelatihan para imam yang digelar Akademie für Islam in Wissenschaft und Gesellschaft (AIWG) itu.

Praktik yang berkembang di Indonesia ini menjadi referensi model dalam penyusunan kurikulum pelatihan imam di Eropa, termasuk Jerman, kata Berresheim dalam seminar yang diselenggarakan salah satu studi Keislaman Goethe-Unifersity Frankfurt itu.

Webinar bertajuk "Membangun Jembatan Antara Negara dan Komunitas Muslim: Pelatihan Imam di Eropa dan Amerika Utara Sebagai Masalah Bersama" itu menghadirkan kalangan akademisi dari beberapa universitas di Eropa, seperti Perancis, Denmark, dan Belanda.

Satu-satunya pembicara dari luar Eropa dalam pelatihan yang turut diikuti para wakil lembaga Schura di Hamburg, Jerman, dan Al Ghazali Institute, Perancis, itu adalah Prof. Dr.Azyumardi Azra, kata Hannan Hadi.

Guru besar UIN Syarif Hidayatullah kelahiran 4 Maret 1955 ini diminta Kemlu Jerman untuk memberikan masukan dalam program pelatihan bagi Imam di Eropa tersebut, kata Hannan Hadi.

Dalam kesempatan itu, Prof Azyumardi Azra menceritakan pengalamannya dalam menyusun kurikulum Studi Islam di Leuven University, salah satu Universitas Katolik di Belgia.

Kontribusinya itu diinisiasi Dubes Arif Havas Oegroseno saat menjabat Dubes RI di Brusel. Dubes Havas yang saat ini menjabat Dubes RI di Berlin itu turut dalam webinar AIWG ini, kata Hannan Hadi. 

Baca juga: Rektor : konsep washatiyah bendung millenial Islam dari radikalisme
Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Islam Indonesia adalah moderat

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2020