Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan literasi merupakan jalan utama guna mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa, sekaligus mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk kemajuan Indonesia.
“Perpusnas harus mampu mentransferkan ilmu pengetahuan yang ada dengan segala keterbatasan, termasuk SDM dan anggaran yang masih rendah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ujar Syarif dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan tujuan dari perpustakaan adalah menghantarkan masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur.
"Maka kami membangun strategi literasi dan menjadi fasilitator untuk semua anak bangsa agar memiliki literasi pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sehingga mampu berdaya saing," ujar dia.
Salah satu caravmencetak SDM yang berdaya saing dengan ruang kreativitas yang dibuat perpustakaan lewat program transformasi layanan berbasis inklusi sosial. Dengan begitu akan saling berbagi pengalaman, belajar secara kontekstual, dan melatih kecakapan keterampilan. Jadi dengan adanya kualitas SDM memiliki kemampuan literasi yang diharapkan mampu menggerek kreativitas masyarakat dan menipiskan kesenjangan terhadap akses informasi.
Syarif menjelaskan kemampuan literasi sebagai modal manusia merupakan salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi. Individu dengan kemampuan literasi yang baik memiliki peluang besar untuk sukses di pasar kerja.
"Literasi adalah modal penting ketika memasuki persaingan global yang menjadikan manusia berfungsi maksimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis. Kata kuncinya adalah sinergi," kata dia.
Tumbuh kembang literasi, menurut dia, mestinya tidak hanya dilaksanakan di institusi pemerintah dan pendidikan formal sehingga penting untuk membangun atensi bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang literat merupakan tugas bersama segenap lapisan masyarakat.
"Kemajuan infrastruktur dan teknologi 4.0 hendaknya sejalan dengan peningkatan SDM. Perpustakaan memainkan peran optimalisasi kapasitas SDM yang menjadi kunci Indonesia maju di masa depan. Alhasil menciptakan SDM yang unggul, mandiri, dan berdaya saing di era global," ujar Bando.
Sementara anggota Komisi X DPR MY Esti Wijayati menjelaskan saat ini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) adalah meningkatkan budaya literasi di Indonesia yang masih rendah. Literasi ini bukan pada membaca dan berhitung saja, tapi kemampuan akses mendapatkan ilmu pengetahuan dan menerjemahkan menjadi kegiatan guna meningkatkan perekonomian dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
"Budaya literasi, infrastruktur, dan peningkatan SDM harus berjalan seiring. Untuk menciptakan SDM yang unggul, jangan hanya di perkotaan saja, namun juga hingga ke tingkat masyarakat perdesaan," kata Esti.
Hal itu menjadi pekerjaan semua pihak, termasuk Bappenas, Kemendikbud harus membuat upaya peningkatan literasi menjadi skala prioritas untuk mewujudkan SDM yang unggul. Kunci utamanya adalah indeks literasi yang memadai atau tinggi, sehingga nantinya masyarakat perdesaan juga memahami dengan melakukan gerakan masif budaya literasi itu sangat penting.
"Untuk itu, kami di legislatif juga akan berupaya meningkatkan anggaran literasi karena saat ini dengan adanya pemotongan dana akibat pandemi COVID-19, semua menjadi berjalan tidak maksimal,” kata Esti.
Faktanya, lanjut Esti, minimnya anggaran di berbagai daerah membuat budaya literasi cukup rendah dan SDM-nya dengan kemampuan yang terbatas. Untuk itu diperlukan skala prioritas utama meningkatkan budaya literasi yang bertujuan mewujudkan keinginan bersama dan sinergitas yang kuat dan saling mendukung satu sama lain.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020